Jakarta, CNN Indonesia -- Merasa lapar? Anda harus makan. Tapi bagaimana jika makanan yang Anda makan justru membuat Anda makin lapar dari sebelumnya? Ini adalah teka-teki yang lebih umum dari yang Anda kira.
“Rasa lapar adalah hasil dari banyak interaksi kompleks yang terjadi di perut, usus, otak, pankreas, dan aliran darah,” kata dokter spesialis penurunan berat badan bersertifikat Sue Decotiis, MD, seperti dilansir dari laman
Health.com. Masalahnya, sirkuit tersebut mudah dibajak.
Berikut adalah makanan-makanan yang bisa membuat Anda merasa lebih lapar setelah mengonsumsinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tepung putih yang digunakan untuk membuat roti putih telah dilucuti kulit terluarnya (dedak), yang membuat kandungan serat pemberi rasa kenyang menghilang.
“Akibatnya, mengonsumsi roti putih bisa meningkatkan level insulin dalam darah,” kata Decotiis.
Dalam sebuah penelitian di Spanyol, para peneliti melacak kebiasaan makan dan berat badan lebih dari 9 ribu orang, dan menemukan bahwa mereka yang makan dua porsi atau lebih roti putih sehari 40 persen lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Jus dikenal sebagai minuman sehat. Tapi jus kemasan biasanya sudah diberi tambahan gula, tanpa bulir dan kulit buah yang mengandung serat. Artinya, segelas jus buah kemasan justru bisa menaikkan kadar gula darah secara tiba-tiba dan kemudian turun secara drastis, yang bisa membuat Anda semakin lapar, menurut Mitzi Dulan, RD, penulis The Pinterest Diet: How to Pin Your Way Thin.
Pilihan lebih baik: buatlah jus dengan buah utuh dan tambahkan sesendok bubuk protein atau mentega kacang untuk membantu menyeimbangkan gula darah dan rasa kenyang.
Keripik kentang, singkong, pretzel, dan camilan asin lainnya lebih cepat dicerna tubuh ketimbang karbohidrat sederhana. Akibatnya, insulinnya bisa naik dengan cepat dan turun secara tiba-tiba.
Karena sel otak yang bertanggung jawab untuk energi berhubungan dengan makanan manis, maka seringkali Anda ingin menambah camilan manis setelah mengonsumsi makanan yang asin-asin. Ini menyebabkan Anda makan lebih banyak dengan kandungan gizi yang sedikit.
Hampir semua makanan cepat saji dirancang untuk membuat ukuran tubuh Anda menjadi lebih besar. “Misalnya, lemak trans yang berpotensi merusak kemampuan tubuh untuk memproduksi neurotransmitter seperti dopamin dan serotonin yang mengendalikan nafsu makan,” kata Decotiis.
Sementara itu, saluran pencernaan menyerap sirup jagung tinggi fruktosa — yang umumnya ditemukan di roti, bumbu masak, dan makanan penutup — dengan cepat, menyebabkan lonjakan insulin dan rasa lapar yang lebih besar.
Terakhir, makanan cepat saji dengan porsi garam berlebih dapat memicu dehidrasi. Dengan gejala yang sangat mirip dengan rasa lapar, banyak orang yang mengonsumsi makanan berat saat tubuhnya mengalami dehidrasi.
Alkohol tidak hanya menurunkan tekad Anda untuk mengonsumsi makanan sehat, tetapi juga membuat Anda menjadi lebih lapar.
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Alcohol & Alcoholism, tiga gelas alkohol saja sudah dapat memangkas leptin — hormon tubuh yang dirancang untuk membuat Anda merasa lebih kenyang — sebanyak 30 persen.
“Alkohol juga dapat menguras simpanan karbohidrat tubuh — yang disebut glikogen — menyebabkan Anda mengidam karbohidrat untuk menggantikan karbohidrat yang hilang,” kata Decotiis.
MSG atau monosodium glutamate adalah adalah penambah rasa yang sering ditambahkan pada makanan Tiongkok, dan juga banyak ditemukan pada makanan lain seperti sayuran kaleng, sup, daging olahan, bahkan es krim dan bir.
Studi pada hewan di Spanyol menunjukkan bahwa bahan kimia tersebut dalah memicu kenaikan nafsu makan sebesar 40 persen. Dan menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Obesity, orang yang mengonsumsi MSG hampir tiga kali lipat lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan dibandingkan mereka yang tidak memakannya sama sekali.
“Efek dari leptin (hormon pemberi rasa kenyang) dibuat tumpul oleh MSG pada hipotalamus,” kata Decotiis.