Menu eksperimental lain yang disajikan dalam satu set menu tasting adalah paduan ikan seabass dengan saus tinta cumi. Menu ini terbilang cutup eksperimental dan menantang karena disajikan dengan saus tinta cumi yang berwana hitam. Tinta cumi juga punya rasa yang unik saat tercecap di lidah. Namun tak semua orang bisa menikmati keunikan rasanya dalam arti positif. Butuh keberanian dan rasa penasaran yang tinggi untuk bisa menikmati sensasi saus tinta cuti yang dipadukan dengan daging sea bass yang digoreng garing.
Tak cukup bermain-main dengan tinta cumi, Tarrago juga menyajikan kreasi lain berbahan tinta cumi. Jika sebelumnya dikreasikan dengan daging ikan., kini dia bermain dengan daging domba. Daging domba ini dibuat menjadi tempura. Daging domba digoreng dengan balutan terug renyah yang berwarna hitam. Di atas piring, tampilannya terlihat seperti potongan daging domba yang hangus terbakar seperti arang.
Namun, bagi Tarrago, makanan di piringnya bukan sekadar butuh rasa dan inovasi. Piringnya dianggap sebagai sebuah kanvas yang butuh dipoles dengan tambahan warna cerah dan garis tegas untuk mencerminkan jati dirinya.
Di atas piring putih, daging domba tempura hitam ini diwarnai dengan tambahan saus berwarna oranye dan juga merah. Dia juga menambahkan sentuhan warna putih dari mi beras yang digoreng. Sayang, lagi-lagi campuran tinta cumi yang berwarna hitam sedikit mengurangi sensasi makan daging domba karena kekhasan rasa tinta cuti yang lebih kuat. Hanya saja tak dimungkiri kalau tinta cumi ini memang memberikan tekstur kerenyahan tersendiri untuk daging domba yang empuk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai sajian penutup, seporsi krim lembut dengan tambahan saus karamel menjadi sajian yang manis.
Meski tak disajikan dingin, tapi krim yang lembut dan juga manis ini seakan memenuhi rongga mulut dengan kemewahan rasanya. Salah satu poin cerdas dalam piring makanan penutup ini terletak pada adanya kepingan cokelat pahit.
Cokelat pahit membuat rasa makanan penutup berbasis krim dan karamel ini jadi lebih mcenyenangkan bagi orang yang tak terlalu suka makanan manis.
Bertarung demi keselarasan Saat memutuskan untuk mencicipi makanan tasting, pastikan juga untuk menyiapkan perut serta ‘kesadaran’ diri ekstra. Pasalnya, bersamaan dengan keluarnya makanan, Xenia sang sommelier akan memadukan atau pairing dengan jenis wine yang dianggapnya sesuai.
Dalam setiap makanan, kehadiran Xenia akan memberikan arti tersendiri. Kehadirannya lebih dari sekadar penuang wine. Dia bertugas untuk membuat pengalaman kuliner Anda makin berkesan.
“Kehadiran saya bisa jadi mengindahkan pengalaman makan seseorang atau justru membuatnya jadi bencana,” kata Xenia. “Dengan pilihan wine yang tepat, makanan yang dibuat chef Tarrago akan terasa enak. Api pilihan anggur yang salah justru akan mengacaukan rasanya, dan saya tak mau itu terjadi.”
Ivan Tarrago, sang chef sendiri mengakui kalau peran Xenia memang penting. Tarrago mengaku dia seringkali ‘bertarung’ dengan Xenia demi mendapat citarasa makanan terbaik.
“Ya seringkali Xenia meminta saya untuk membuat makanan yang disesuaikan dengan wine yang ada. Dia memberikan masukan soal kombinasi yang pas. Tapi seringkali juga saya masak dan minta padanya untuk mencari wine yang cocok.”
Untuk tiap tamunya, Xenia sendiri akan menawarkan berbagai pilihan wine.
Dengan menghadirkan konsep fine dining mewah, Barcelonas sendiri, diakui Xenia memang tak punya banyak pelayan. Dalam servisnya, Xenia mengaku merasa nyaman dibantu dengan satu orang pelayan, Luciano.
“Mau pengalaman asli Katalonia atau ingin merasakan pengalaman wine dari seluruh dunia?” tanyanya.
Selagi di Barcelona, pilihan
wine akhirnya jatuh pada anggur lokal Barcelona seperti Gran Caus dan Agustin Torello Mata Cava yang tak kalah nikmat dengan anggur dari Italia atau Perancis.
(stu)