Setelah itu, kereta di Jepang biasanya kembali penuh sesak saat jam pulang kantor, yakni sekitar jam 6 sore dan berlangsung selama beberapa jam setelahnya.
Kereta di Jepang juga sering terlihat penuh sesak karena banyak orang yang berdiri dekat pintu hendak bersiap turun.
Kalau dari jawaban pengguna Reddit lain yang mengaku tinggal di Jepang, oshiya sebenarnya bertugas "menggeser" penumpang yang sungkan untuk meminta penumpang lain untuk menggeser badannya di kereta, padahal gerbong di dalam masih luas. Sikap tertutup penduduk Jepang menjadi alasannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak beberapa tahun yang lalu hingga saat ini tak ada orang yang khusus dipekerjakan sebagai oshiya di stasiun kereta Jepang.
Tugas tersebut biasanya dilakukan oleh petugas yang memang mendapat jadwal jaga saat jam-jam sibuk.
Tapi karena jadwal kereta di Jepang sangat tepat waktu, turis rasanya tak perlu khawatir harus berdesakan atau ketinggalan kereta, karena masih banyak kereta lain yang datang berselang 2-5 menit sekali.
Bagi turis yang hendak berlibur ke Jepang usai pandemi virus Corona, ada beberapa cara untuk menghindari terhimpit bak sarden dalam kereta di sana:
1. Jika tak mendesak, hindari naik kereta dari stasiun yang ramai saat jam sibuk. Sabarlah menunggu beberapa menit.
2. Berangkat sebelum atau setelah jam sibuk juga berlaku bagi turis yang baru datang atau hendak ke bandara dengan koper besar. Kalau ingin berjalan-jalan, kemaslah tas yang ringkas dan letakkan di depan dada selama di dalam kereta.
3. Jangan berisik. Kalau terpaksa berdiri di dalam kereta yang padat, angkatlah tangan ke atas agar penumpang di sebelah merasa nyaman tanpa khawatir kecopetan atau terlecehkan.
4. Jangan berdiri di depan pintu kereta jika stasiun tujuan masih jauh.
5. Kalau ingin dari kereta yang padat, teriakkan 'sumimasen' atau 'orimasu (saya hendak keluar)' agar penumpang lain memberi jalan.
(ard)