Nasib Sial Pesawat Mewah Sang Diktator Muammar Khadafi

CNN Indonesia
Selasa, 02 Mar 2021 17:54 WIB
Ilustrasi pesawat. (Pixabay/albert22278)
Jakarta, CNN Indonesia --

Foto dan video yang memperlihatkan pemandangan Bandara Internasional Tripoli pada Agustus 2011 telah menjadi simbol yang menentukan jatuhnya rezim Muammar Khadafi, otokrat yang memerintah Libya dengan tangan besi selama lebih dari empat dekade.

Pasukan pemberontak terlihat menguasai bandara negara itu.

Tanpa menangkap Khadafi sendiri - pemimpin Libya yang digulingkan akan dibunuh oleh pasukan pemberontak beberapa minggu kemudian - mereka telah menguasai salah satu simbol kekuasaannya yang paling mencolok.

Peluru terlihat menembus badan pesawat Airbus A340-200 bermesin empat, tetapi bagian dalamnya masih utuh. Wartawan asing segera diundang untuk melihatnya sendiri.

Satu demi satu, ruangan dalam pesawat kepresidenan Libya itu mengungkap rahasia yang mencengangkan dunia: bak mandi air panas, bioskop pribadi, kamar tidur utama berlapis cermin, dan banyak lagi.

Meskipun di luar tampak seperti pesawat lain dari maskapai penerbangan Libya, Afriqiyah Airways, pesawat ini adalah istana terbang milik Khadafi.

Diktator dan kemewahan

Keberadaan pesawat segera membuat otoritas baru Libya kebingungan: Apa yang harus dilakukan untuk pesawat mewah peninggalan sang diktator ini?

Salah satu pilihan adalah melepas interior VIP-nya dan mengubahnya menjadi pesawat biasa.

Itulah yang terjadi pada A340 milik Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali, yang juga terguling dalam gelombang revolusi yang mengguncang dunia Arab pada tahun 2011.

Dalam hal ini, pesawat tersebut dijual ke Turkish Airlines.

Tapi keputusan itu tidak terjadi pada pesawat Khadafi, meski tercetus satu hal yang jelas: Apapun kegunaan akhirnya, pesawat itu membutuhkan perbaikan yang ekstensif dan menyeluruh.

Itu sebabnya, pada tahun 2012, pesawat bekas kepresidenan, dengan registrasi 5A-ONE, diterbangkan ke fasilitas EAS Industries (sekarang Sabena Technics), sebuah perusahaan pemeliharaan dan perbaikan kedirgantaraan dan subkontraktor Air France yang berbasis di Perpignan, di selatan Prancis.

Tidak seperti maskapai lain yang terjebak dalam baku tembak tahun 2011 di bandara Tripoli dan harus dibuang, A340 milik Khadafi tetap layak terbang.

Namun, kerusakan yang dideritanya selama pertempuran bandara cukup serius sehingga perjalanan 900 mil ke Prancis harus diterbangkan pada sepertiga dari ketinggian jelajah normal dan roda pendaratannya tidak dapat ditarik sama sekali.

Daniel Ortega, Muammar Khadafi, dan Fidel Castro. (AFP PHOTO / ALEXANDER JOE AND DOMINIQUE FAGET)

Kutukan pesawat mewah

Setelah tiba di Prancis, pesawat diperbaiki dan dicat ulang.

Simbol lama Afriqiyah "9999", yang memperingati deklarasi resolusi untuk mendirikan Uni Afrika pada 9 September 1999, diganti dengan bendera Libya.

Pada 2013, pesawat itu siap terbang lagi, tetapi alih-alih memasuki layanan komersial, ia dipertahankan oleh pemerintah Libya untuk digunakan sendiri.

Penggunaan yang berumur pendek, karena dengan situasi keamanan yang memburuk di Libya, pada Maret 2014, 5A-ONE kembali ke Perpignan.

Namun, kali ini, kedatangannya di tanah Prancis menandai dimulainya keruwetan peradilan internasional yang membuat Airbus Khadafi tidak beroperasi hingga hari ini.

Tuntutan hukum dan kontroversi bak kutukan sepertinya mengikuti badan pesawat ini kemanapun ia pergi.

Nasib Sial Pesawat Mewah Sang Diktator Muammar Khadafi


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :