Jakarta, CNN Indonesia --
Darwin's Arch, formasi bebatuan ikonis di lepas pantai Pulau Darwin, perairan Kepulauan Galapagos, Ekuador, dikabarkan telah runtuh akibat erosi pada Senin (17/5).
Kepulauan Galapagos dan Charles Darwin memang tak bisa dipisahkan. Keanekaragaman hayati di kepulauan ini menginspirasi Darwin untuk menulis Teori Evolusi Manusia - yang hingga saat ini masih menuai kontroversi.
Sejak kedatangan Darwin, Kepulauan Galapagos sering disebut "Laboratorium Evolusi Kehidupan". Taman nasional didirikan pada tahun 1959, dan merupakan taman nasional tertua di Ekuador.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar 97 persen dari seluruh wilayah Kepulauan Galapagos merupakan bagian dari sistem taman nasional dan tetap tidak berpenghuni.
Tiga persen pulau lainnya adalah daerah berpenghuni, yaitu Pulau Santa Cruz, Pulau San Cristobal, Pulau Isabela dan Pulau Floreana.
Pada tahun 1967, badan pengelola taman pertama kali dibuat, tetapi perlu waktu sekitar empat tahun bagi Taman Nasional Galapagos untuk membuat sistem penjaga taman (ranger).
Pada 1979, Taman Nasional Galapagos dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Darwin berusia 22 tahun ketika mengunjungi Kepulauan Galapagos pada September 1835. Saat itu ia seorang ahli geologi amatir dan memiliki keingintahuan yang sangat menarik pada kumbang.
Darwin memiliki latar belakang sains yang mumpuni, karena ia adalah anak didik Henslow, ahli botani terkenal. Dia menghadiri sekolah kedokteran di Edinburgh, Skotlandia, dan kemudian - dipaksa oleh ayahnya - dia belajar Ketuhanan di Cambridge.
Pada akhirnya ia mendapat kesempatan bepergian dengan Kapten Fitzroy, kapten kapal HMS Beagle. Beagle ditugaskan berkeliling dunia selama lima tahun untuk mencari data geografis, botani, dan militer.
Sepanjang pelayaran, Darwin selalu mabuk laut. Tercatat ia hanya berlayar selama dua tahun dari lima tahun perjalanan Beagle.
Darwin akan selalu menjadi orang pertama yang turun dari kapal dan yang terakhir kembali ke kapal. Kondisi tersebut memungkinkan Darwin untuk benar-benar mengetahui geologi, fauna, dan flora, serta semua aspek lain dari setiap pantai dan lokasi yang dicapai Beagle, termasuk Kepulauan Galapagos.
Beagle bersandar di Galapagos selama lima minggu. Sekitar seperempat dari catatan dan buku lapangan Darwin didedikasikan untuk kepulauan yang membuatnya takjub itu.
Selama berada di pulau-pulau tersebut, Darwin tidak menyadari pentingnya kepulauan sebagai bukti teorinya, dan dia masih tidak memiliki petunjuk tentang informasi yang dia kumpulkan pada setiap perjalanan.
Dia mengumpulkan banyak reptil, tumbuhan, dan burung, di antaranya kutilang Darwin yang terkenal.
"Mengingat kecilnya pulau-pulau ini, kami merasa semakin heran dengan jumlah makhluk aborigin mereka, dan pada jangkauan terbatas mereka... Oleh karena itu, baik dalam ruang maupun waktu, kami tampaknya dibawa ke suatu tempat yang dekat dengan fakta besar itu, misteri dari misteri -munculnya makhluk baru di bumi ini. " (Darwin, 1845).
Mengutip Go Galapagos Ecuador, berikut empat pulau di Galapagos yang sempat dikunjungi Charles Darwin:
1. San Cristobal
 San Cristobal. (AP Photo/Adrian Vasquez) |
Pulau San Cristobal adalah pulau pertama yang dikunjungi Darwin saat tiba di Kepulauan Galapagos pada tanggal 16 September 1835.
Beagle berlabuh di teluk yang tenang di selatan pulau, dekat kawasan yang kini menjadi ibu kota Galapagos. Beagle menghabiskan delapan hari mengamati pantai.
Darwin mendatangi daratan itu sebanyak lima kali, didorong oleh minatnya pada pulau vulkanik dan kawah. Dia mempelajari dengan cermat aliran lava dan berteori tentang pembentukannya.
Kesan pertamanya tentang pantai kering yang dilihatnya adalah tempat yang sepi dan terpencil. Dia tidak menemukan kekayaan tropis yang dia harapkan, sebaliknya dia menemukan tanaman gurun, hampir semuanya berbunga, dan beberapa reptil yang dia tulis di catatannya.
Di pulau ini ia mendapat kesempatan untuk mendapatkan spesies pertama yang nantinya akan menjadi dasar dan fondasi Teori Evolusi: San Cristobal Mockingbird.
2. Floreana
 Floreana. (iStockphoto/Leamus) |
Floreana adalah pulau kedua yang dieksplorasi oleh ekspedisi Beagle. Di sini Darwin memiliki waktu tiga hari untuk mengumpulkan spesies. Ia mendapatkan burung kedua: Floreana Mockingbird.
Dia menyadari perbedaan antara spesimen sebelumnya yang ditemukan di San Cristobal, dan mulai memperhatikan spesies di pulau ini.
Di sini Darwin juga bertemu dengan seorang Wakil Gubernur Inggris yang memberinya informasi penting tentang perbedaan dan variasi bentuk cangkang kura-kura di setiap pulau.
3. Isabela
 Isabela. (iStockphoto/estivillml) |
Isabela adalah pulau ketiga di Kepulauan Galapagos yang dikunjungi Darwin pada tanggal 29 September 1835. Perjalanan mengelilingi pulau dan melalui kanal di antara Fernandina dan Isabela tertulis dalam buku catatannya.
Darwin menggambarkan pulau itu sebagai pulau yang paling sunyi namun aktif secara vulkanik. Saat berlayar, ia mengamati aliran lava dan asap yang keluar dari kawah.
Beagle memutuskan untuk berlabuh di sebuah tempat bernama Tagus Cove. Darwin mendarat pada tanggal 1 Oktober 1835 dan menjelajahi medan vulkanik di sana.
Ia lalu menemukan iguana yang berhabitat di laut dan darat. Iguana digambarkannya sebagai makhluk purba.
Setelah Isabela, Beagle berlayar di sekitar Pinta, Genovesa dan Marchena, menawarkan Darwin kesempatan untuk mengagumi formasi yang berbeda.
4. Santiago
 Santiago. (iStockphoto/mantaphoto) |
Santiago adalah pulau terakhir yang dikunjungi Darwin pada tanggal 8 Oktober 1835. Ini juga pulau tempat Darwin tinggal paling lama di Kepulauan Galapagos.
Pada kunjungannya, dia menghabiskan waktu 2 minggu dan berjalan di seluruh pulau dengan beberapa anggota kru yang membantunya membawa spesimen yang ia kumpulkan.
Di sini dia pertama kali melihat perbedaan antara kura-kura dari tiga pulau sebelumnya.
Darwin juga memperhatikan bahwa sebagian besar spesies yang ada di Kepulauan Galapagos itu serupa tetapi berbeda dari satu pulau ke pulau lainnya.
Penemuan tersebut memberikannya cukup bukti untuk berteori; bahwa spesies dapat berubah, terkait dengan makanan dan lingkungan mereka.
Dia sekaligus mengumpulkan burung kutilang yang membantunya memahami fakta tersebut.
Kutilang sekarang dianggap sebagai burung yang paling cepat berkembang di dunia, karena adaptasi yang mereka kembangkan dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam lingkungan yang berubah.
Darwin meninggalkan Kepulauan Galapagos pada tanggal 20 Oktober 1835.