Jakarta, CNN Indonesia --
Duduk sembari melamun memandangi panorama yang silih berganti menjadi salah satu keseruan naik kereta api.
Di Spanyol, ada unit kereta kayu bersejarah yang kini dikembangkan menjadi kereta wisata.
Kereta kayu ini awalnya berfungsi sebagai fasilitas angkutan dari dan ke kebun jeruk. Karena fungsinya, banyak juga yang menyebut kereta ini sebagai "kereta jeruk".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alkisah pada awal abad ke-20, industri produksi jeruk di Soller, Mallorca, Spanyol berkembang sangat pesat.
Tetapi karena kota ini dikelilingi oleh pegunungan, tidak ada akses yang mudah untuk mengangkut hasil panen, pekerja kebun dan pembeli jeruk dari Soller ke Palma dan sebaliknya.
Ruas jalan yang ada sangat panjang, sempit dan curam, dikenal dengan nama Coll de Soller.
Jerónimo Estades, Wakil Provinsi dan pengusaha, yang tinggal di Soller saat itu lalu menyerukan pembangunan rel kereta api antara Soller dan Palma dan pada tahun 1893, dengan pemberhentian di Valldemossa dan Deya.
Namun, proyek tersebut dibatalkan karena dari biaya tinggi yang terlibat.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...
[Gambas:Video CNN]
Pada tahun 1903, seorang industrialis, D. Juan Morell, mengusulkan pembangunan jalur kereta api Palma-Soller yang akan melewati Sierra de Tramuntana melalui terowongan di bawah Coll de Soller.
Proposal tersebut ditolak mentah-mentah, tetapi setahun kemudian, Jerónimo Estades menghidupkan kembali proyek tersebut dan menugaskan insinyur Pedro Garau untuk menyelesaikan studi.
Laporannya dipublikasikan pada tanggal 15 November 1904 di Soller, yang sangat menggembirakan penduduk setempat yang dengan sepenuh hati mendukung proyek tersebut.
Ahli kontraktor, Luis Bovio, dipekerjakan untuk membangun rel kereta api dan segera membeli lokomotif 020T kecil dari Ferrocarriles de Mallorca.
020T diproduksi oleh Falcon Engine & Car Works di Loughborough di Inggris pada tahun 1891 dan memiliki nomor pabrik 198.
Kereta ini mampu bermanuver di jalur trem yang melintasi Soller dan Palma dan dinamai 'María Luisa' setelah putrinya.
Pengerjaan lintasan dimulai pada 3 Juni 1907 di Palma dan di Soller dan setahun kemudian jalur Palma telah mencapai Bunyola, tetapi tantangan terbesar segera menanti.
Jalur kereta api harus berjalan di bawah Sierra de Alfabia melalui terowongan sepanjang 2.856 meter, yang berarti menggali beberapa lubang di gunung.
Kereta berhasil melalui rute Soller-Palma pada 30 September 1911. Durasi perjalanannya satu jam. Rel yang ditempuh sepanjang 27 kilometer.
 Wujud kereta kayu. (AFP/JAIME REINA) |
Di usianya yang hampir 110 tahun, sekitar 1 juta penumpang naik kereta kayu ini per tahunnya.
Wisatawan berangkat dari stasiun di Soller atau Palma untuk naik kereta kayu ini.
Sepanjang perjalanan, wisatawan bakal melihat pemandangan pegunungan, pedesaan sampai perkotaan kecil antara Soller dan Palma. Tak lupa masuk ke terowongan, jembatan dan lima viaduct.
Kereta wisata ini juga melakukan perhentian di Bunyola, agar penumpang bisa mengisi perut sembari berfoto di sekitarnya, sebelum melanjutkan perjalanannya kembali.
Di tengah pandemi virus Corona, perjalanan wisata masih dikategorikan sebagai perjalanan bukan darurat, sehingga sebaiknya tidak dilakukan demi mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, terutama di daerah yang masih minim fasilitas kesehatannya.
Jika hendak melakukan perjalanan antarkota atau antarnegara, jangan lupa menaati protokol kesehatan pencegahan virus Corona, dengan mengenakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak fisik antarpengunjung. Jangan datang saat sakit dan pulang dalam keadaan sakit.
[Gambas:Photo CNN]