Jakarta, CNN Indonesia --
Arab Saudi membuka sebagian kawasannya sebagai destinasi wisata, dan "melonggarkan" beberapa aturan bersikap di sana, yang selama ini diatur sangat ketat sesuai syariat Islam.
Mengutip AFP pada Jumat (15/10), kawasan pesisir di King Abdullah Economic City yang berbatasan dengan Laut Merah dibuka untuk turis, yang boleh datang berpasangan.
Turis boleh memakai pakaian renang, bahkan ada yang memakai bikini di kompleks hotel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baik di kompleks hotel atau jalanan, alunan musik boleh diperdengarkan selain di waktu azan, sebuah suasana langka hingga tahun 2017.
"Saya merasa bahwa saya tidak lagi harus bepergian (ke luar negeri) untuk bersenang-senang... karena semuanya ada di sini," kata Dima, seorang pengusaha muda Arab Saudi, sambil bergoyang mengikuti musik.
King Abdullah Economic City berlokasi 125 kilometer dari Jeddah. Pangeran Mohammed bin Salman menetapkan kawasan itu sebagai destinasi wisata sejak empat tahun lalu, demi mengatasi ketergantungan kawasannya dengan minyak.
Dulu, hanya pebisnis dan jemaah haji/umrah yang bisa datang ke Arab Saudi. Sejak tahun 2019, orang dengan visa turis juga boleh pelesir.
Sisi baiknya, orang-orang sudah boleh berlaku seperti turis di luar kawasan Mekkah dan Madinah - bahkan wanita sudah boleh menyetir mobil.
Namun sisi buruknya, pemerintahan MBS disebut masih menghalau keberadaan aktivis dan jurnalis yang berkoar soal hak asasi manusia.
Bilal Saudi, kepala acara di King Abdullah Economic City, mengatakan pantai di kawasan itu menargetkan kedatangan "wisatawan domestik dan mancanegara".
Staf di pantai mengatakan mereka tidak tahu apakah turis berpasangan yang datang sudah menikah atau belum. Baru dua tahun yang lalu, turis mancanegara yang belum menikah diizinkan untuk berbagi kamar hotel.
Demi "privasi", seperti yang dikatakan staf, ponsel pengunjung diwajibkan disimpan dalam kantong khusus.
Satu hal yang masih kurang, kata pengunjung, adalah koktail, dengan larangan alkohol secara nasional masih berlaku.
Walau boleh berpakaian renang di kompleks hotel, busana lebih tertutup masih menjadi aturan ketat di tempat umum.
Baik pria dan wanita dilarang berpakaian terbuka, ketat, dan menerawang. Meski demikian, wanita tak lagi wajib mengenakan kerudung.
Tak hanya di Arab Saudi, sejumlah negara Arab dan Afrika yang mayoritas penduduknya beragama Islam juga menerapkan aturan kesopanan untuk perilaku sampai berbusana.
Berikut sejumlah aturannya, seperti yang dikutip dari CNN Travel, Matador Network, dan berbagai sumber lainnya.
Seperti pepatah, di mana bumi dipijak maka di situ langit dijunjung. Wisatawan mungkin heran dengan masih adanya aturan konservatif di dunia semodern sekarang. Namun sebagai pendatang, wisatawan perlu menghormatinya.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...
1. Maroko
Sementara Maroko mayoritas Muslim, ini adalah satu negara yang paling berorientasi barat di dunia Arab.
Dengan kedekatannya dengan Eropa, geografi tentu memainkan peran dalam mendorong pandangan liberal di Maroko, tetapi apa yang benar-benar membuat perbedaan adalah kenyataan bahwa, secara etnis dan budaya, penduduknya masih menjunjung tinggi budaya Berber.
Di sini, perempuan tak diwajibkan memakai kerudung, meski ada juga yang berpakaian tertutup dari atas ke bawah atau djellaba (sejenis gamis dengan penutup kepala) atau kaftan (gamis tanpa penutup kepala).
Wisatawan mancanegara mungkin bisa memakai pakaian serba panjang. Bahan yang tipis (namun tidak tembus pandang) bisa dipilih agar antigerah.
Syal mungkin bisa dikalungkan di leher, yang berguna sebagai tanda kesopanan sekaligus pengganti topi penghalau terik matahari.
Berpakaian renang di pantai umum masih dibolehkan, namun jangan yang terlalu seronok. Jika ingin berbikini, sebaiknya di kompleks hotel saja.
Turis wanita jangan kaget saat diajak menikah di pinggir jalan oleh pria Maroko, karena itu bentuk humor lokal.
Oleh karena itu, sedikit turis wanita yang datang memakai cincin kawin palsu, agar tak perlu menghadapi situasi tersebut.
2. Iran
Turis wanita masih harus menutup kepala dengan syal saat berada di luar kompleks hotel, meski boleh hanya mengalungkannya di kepala.
Tanya sebelumnya kepada tuan rumah apakah boleh melepas penutup kepala jika kondisi terasa sangat gerah.
Pakaian panjang yang tidak ketat dan tidak menerawang juga wajib digunakan, baik bagi wanita dan pria. Sebaiknya, tidak menggunakan warna mencolok seperti merah.
Penggunaan skinny jeans masih dibolehkan, asal baju longgar dan menutupi lekuk tubuh.
3. Turki
Di Turki, wanita bisa berpakaian sesuka hati, baik tertutup atau terbuka, asalnya tidak seronok, baik di pantai atau jalanan.
Seperti biasa, semakin besar kotanya, semakin santai aturan berpakaiannya, terutama di Istanbul dan Izmir.
Sementara itu, Ankara dianggap lebih konservatif.
Aturan berbusana yang kurang lebih sama juga bisa diterapkan saat wisata di Mesir.
4. Lebanon
Aturan berpakaian di Lebanon cukup beragam.
Penulis di Matador Network mengatakan, saat mengunjungi temannya di Beirut, ia melihat dua mode ekstrem bersebelahan di sebuah pusat perbelanjaan: seorang wanita lokal mengenakan abeyya (gaun hitam panjang yang dibentangkan dengan niqab), sementara ada wanita lain yang mengenakan skinny jeans dan high-heels.
Kehidupan kosmopolitan seperti di Turki, Dubai, dan Qatar mungkin bisa dirasakan di Beirut, namun tidak di Dahieh, lingkungan yang didominasi Syiah dan kubu Hizbullah.
Di penjuru Lebanon, wisatawan boleh berpakaian renang di pantai, namun sebaiknya membawa penutup badan saat sudah naik ke daratan.
Silakan bawa jenis pakaian tertutup dan pendek, dan tanyakan ke pengelola hotel busana apa yang sebaiknya digunakan untuk pelesir di destinasi yang ingin didatangi.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...
[Gambas:Photo CNN]
5. Yordania
Di Yordania, tempat-tempat tertentu bisa menjadi kosmopolitan, seperti Rainbow Street, sebuah distrik hiburan yang populer dengan penduduk lokal dan asing di Amman.
Namun, negara ini secara keseluruhan cukup konservatif.
Jika ada yang berpakaian "provokatif", kemungkinan seluruh mata akan langsung menatap kepadanya, terutama jika ia ialah seorang wanita.
Berpakaian tertutup namun tetap longgar mungkin bisa menjadi salah satu jalan keluar berpelesir dengan sopan tanpa harus kegerahan di Yordania.
6. Uni Emirat Arab
Di UEA, tempat Dubai berada, papan pengumuman respectful clothing (berpakaian sopan) akan terlihat di tempat umum.
Jika menemukan tempat dengan tanda seperti itu, sebaiknya datang dengan pakaian yang lebih tertutup - meski wanita tak wajib berkerudung.
Demikian juga saat di pantai. Kalau tak melihat tanda demikian, berarti bisa memakai pakaian renang sopan, walau penampilan akan terlihat kontras dengan perempuan lokal yang kebanyakan memakai burkini.
Tapi UEA tak hanya Dubai, karena masih ada enam emirat lain di sini; Abu Dhabi, Ajman, Fujairah, Ras al-Khaimah, Sharjah dan Umm al-Qaiwain.
Kalau Dubai bisa se-kosmopolitan Turki, Qatar, atau Lebanon, aturan kesopanan di enam emirat ini mungkin lebih ketat.
Busana lebih tertutup - dan dengan penutup kepala untuk wanita - bisa menjadi dikemas dalam koper untuk berjaga-jaga.
7. Oman
Tidak ada kewajiban harus mengenakan pakaian serba panjang di Oman, namun saat harus ke gedung pemerintahan sebaiknya memakai pakaian yang serba panjang, tidak ketat, dan tidak menerawang.
Di kompleks hotel, pengunjung boleh berpakaian renang. Wanita bahkan boleh berbikini.
Beda halnya dengan di pantai umum, wanita harus berenang dalam kombinasi kaus dan legging.
Baik pria dan wanita harus menutupi anggota tubuhnya saat keluar dari air, di hotel atau di pantai umum.
Untuk turis pria, jangan asal memakai dishdasha (semacam gamis dengan penutup kepala khas Arab), karena pakaian itu ialah busana tradisional yang dihormati.
8. Qatar
Pakaian yang dianggap tidak sopan di Oman juga dianggap tidak sopan di Qatar.
Di pusat perbelanjaan, souq (pasar tradisional), dan di sepanjang kawasan pejalan kaki tepi laut - pada dasarnya semua ruang publik termasuk pantai umum - bahu telanjang adalah larangan besar seperti halnya rok, celana pendek, atau gaun di atas lutut.
Namun, di area hotel dan resor, standar pakaian Barat boleh dikenakan.
Di luar area ini, wanita dilarang berpakaian terbuka. Jika terpaksa, silakan bawa penutup badan.
Tips antigerah
Kunci untuk tetap merasa sejuk saat pelesir dengan pakaian tertutup di Timur Tengah adalah memilih kain yang menyerap keringat.
Jadi bawalah pakaian berbahan katun, linen, dan sutra.
Untuk menjaga aliran udara di alas kaki, kenakan sendal atau sepatu berbahan nyaman.
Jangan lupa membawa penutup badan dan penutup kepala untuk wanita, demi berjaga-jaga saat hendak masuk ke tempat umum/wisata yang dikelola pemerintah, seperti museum atau masjid.
[Gambas:Video CNN]