Jakarta, CNN Indonesia -- Pierre Coffin. Nama itu muncul di akhir film
Minions bukan hanya sebagai sutradara, tetapi juga pengisi suara Kevin. Namanya sama sekali tidak Indonesia. Pierre kelahiran Perancis, 1 November 1967. Tapi di tubuh sang sutradara sejatinya mengalir darah Indonesia.
Ia merupakan putra penulis kondang Indonesia, NH Dini dengan diplomat Perancis Yves Coffin. Jika melihat nama panjang Pierre, Anda pasti langsung paham bahwa ia Indonesia. Pierre-Louis Padang Coffin. Padang seperti kota Padang di Sumatera Barat. Juga seperti
Padang Ilalang di Belakang Rumah, novel NH Dini.
Kebersamaan Pierre dengan NH Dini memang tidak lama. Keduanya berpisah saat Pierre berusia 17 tahun. Kala itu NH Dini cerai dan kembali ke Indonesia. Sedang Pierre menetap di Perancis bersama sang ayah dan saudaranya, Marie-Claire Lintang. Ya, ada nama Indonesia juga di situ.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena hanya bersama sang ibunda sampai remaja, Pierre tidak terlalu mengenalnya. Saat diwawancara VOA Indonesia ia mengaku, dirinya bahkan tak membaca karya-karya ibunya. Pierre beralasan, karya-karya itu tak diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis. Aneh, padahal NH Dini menikah dengan diplomat Perancis.
"Sebenarnya agak aneh karena karya-karya ibu saya tidak pernah diterjemahkan dalam bahasa Perancis, jadi saya belum pernah membaca buku-buku klasik tulisannya," ujar Pierre.
Meski begitu, kelamaan ia belajar bahwa ibunya punya nama di Indonesia. NH Dini bahkan termasuk bagian dari sejarah sastra kita. "Saya tidak tahu benar persepsi orang-orang tentang ibu saya. Tapi saya tahu banyak temannya yang sangat mengaguminya," katanya.
Pierre jelas bangga. Namun di sisi lain, ia juga mengaku malu pada dirinya sendiri. Karena itu ia berusaha membaca karya ibunya. Jika ada kata-kata Indonesia yang tidak ia pahami, Pierre bertanya pada teman-teman sang ibunda.
"Ternyata ia banyak menulis tentang kami sebagai keluarga. Saya sangat ingin membaca semua buku-bukunya," tutur pria 48 tahun itu.
Pierre memang hanya ingat sedikit tentang ibunya. Tapi tercetak jelas di memorinya, NH Dini selalu mengenalkan budaya Indonesia padanya saat kecil. Ia sering diajak ke KBRI.
"Saya ingat ketika masih kecil, ibu sering membawa saya ke Kedutaan Besar Indonesia di negara kami menetap. Saya ingat semua yang dilakukan. Sampai sekarang saya masih ingat irama musik tradisional Indonesia," kata Pierre. Lidahnya juga masih Indonesia. Baginya, kuliner kita yang terenak di dunia.
Samar-samar ia pun masih ingat bahasa Indonesia. Ia menuturkan, "Bahasa Indonesia, menurut saya adalah bahasa yang sangat indah, seperti alunan musik." Tak heran ia memasukkan bahasa Ibu ke bahasa Minion atau bahasa Banana. Di film Despicable Me 2, terdengar "masalah". Di Minions, ada "terima kasih".
Pierre membuat bahasa Minion yang terdengar hanya seperti celotehan tak beraturan, berdasarkan bahasa-bahasa yang ia sukai.
"Campuran berbagai bahasa yang saya sukai, seperti Spanyol, Italia, Inggris, Indonesia, dan Yunani. Sebenarnya yang ditekankan adalah sonority atau resonansi suaranya. Bahasa Minnions tidak bisa dimengerti, tapi diketahui dari bagaimana suaranya, proyeksinya, bagaimana membaca kalimatnya, karena semua sudah saya tulis. Yang utama penyampaiannya, bukan arti kata-katanya," Pierre menerangkan.
Alih-alih meneruskan jejak sang ibunda sebagai penulis, Pierre masuk ke dunia film. Sama-sama dunia kreatif, tapi ia lebih tertarik pada hal-hal bersifat visual. Bakat Pierre terasah saat ia belajar di sekolah animasi Gobelins di Paris. Setelah itu ia bekerja di Amblimation.
Gobelins dikenal sebagai penghasil animator-animator canggih. Beberapa lulusannya dipekerjakan di Disney, Universal, Hanna Barbera, Pixar, Warner Bros, dan DreamWorks. Pierre mengawali karier di fasilitas pembuat film 2D di London. Ia menggarap We're Back! A Dinosaur's Story. Film itu memasang nama Steven Spielberg sebagai eksekutif produser.
Karier Pierre tak mentok sampai di situ. Ia menjadi animator lepas di studio CGI Perancis, Ex Machina. Dari animator biasa, ia naik pangkat menjadi supervisor animator. Setelah bertahun-tahun meniti karier, barulah ia menjadi sutradara lewat sebuah film pendek.
Judulnya Pings, rilis pada 1997. Iklan-iklan pun ia jabani. Pierre bekerja sama dengan Passion Pictures Paris dan Mac Guff. Ia lalu menciptakan karakter dalam serial televisi populer, Pat and Stan. Baru 2010 Pierre membuat film animasi panjang, Despicable Me.
Filmnya ternyata sukses. Ia kemudian membuat Despicable Me 2 bersama Chris Renaud. Kini, bersama Kyle Balda ia membuat spin off-nya, Minions. Pierre juga menyuarakan para Minions di film-film itu, terutama yang bernama Kevin. Minions sudah bisa disaksikan di bioskop Indonesia mulai awal pekan ini.