Jakarta, CNN Indonesia --
Lorde diketahui sempat membatalkan konser di Tel Aviv setelah sejumlah pihak menghasut penyanyi Selandia Baru itu. Kini, para fan Lorde di Israel menggugat para aktivis yang mendorong pelantun Royal tersebut membatalkan konser di Tel Aviv.
Para penggugat merupakan para gadis remaja Israel yang merupakan penggemar Lorde dan telah membeli tiket untuk konser yang mestinya dilangsungkan Juni mendatang.
Para penggungat menuntut ganti rugi sebesar 45 ribu shekel atau lebih dari Rp176 juta terhadap dua aktivis Selandia Baru yang menekan Lorde membatalkan konser di Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya Lorde mengumumkan pada Desember lalu bahwa konsernya di Israel batal setelah adanya sejumlah tekanan dari para aktivis internasional dan Selandia Baru yang datang kepada peraih Grammy tersebut.
Lorde diminta membatalkan konsernya di Tel Aviv dengan isu pendudukan Israel atas sejumlah wilayah di Tepi Barat.
Gugatan tersebut diajukan melalui lembaga non-profit Israel Shurat HaDin yang berbasis di Tel Aviv.
Lembaga ini menggunakan kekuatan pengadilan dalam litigasi terhadap kelompok atau orang yang dituduh mendukung terorisme atau menjadi musuh bagi orang Yahudi dan Israel.
"Kami berharap pengadilan akan menerapkan hukum dan peraturan tersebut dan memberikan ganti rugi kepada penggugat, sehingga aktivis pemboikot akan tahu ada harga dari publikasi atau hasutan terhadap warga Israel," kata direktur Shurat HaDin, Nitsana Darshan-Leitner dalam pernyataannya.
Penggerak dalam keputusan Lorde membatalkan konser di Israel diketahui bernama BDS atau Boycott, Divesment, and Sanction.
Lembaga itu disebut terinspirasi dari kampanye upaya penggulingan rezim aparteid di Afrika Selatan dan kini tengah berupaya mengakhiri tindakan pendudukan Israel atas sejumlah wilayah Tepi Barat.
[Gambas:Youtube]Juli lalu, para aktivis BDS dan sejumlah musisi dunia lainnya termasuk mantan anggota Pink Floyd Roger Waters gagal memaksa
Radiohead membatalkan konser di Tel Aviv.
Israel memandang BDS sebagai ancaman strategis dan menuduh mereka anti-Semitisme.
Bukan hanya Lorde yang membatalkan konser mereka di Israel, sejumlah musisi lainnya juga mengurungkan tampil di negeri penuh sengketa itu dalam beberapa tahun terakhir, seperti Lauryn Hill dan Elvis Costello.
(end)