Seperti album-album sebelumnya, track 5 bagi Swift merupakan angka keramat untuk menaruh lagu sendu paling emosional.
Untuk di album ini, Swift memilih "my tears ricochet," lagu yang pertama ia tulis. Lagu ini sendiri mengisahkan perpisahan seseorang dari hubungan yang terkesan toksik.
Meski begitu, penggemar lebih banyak mengaitkan nuansa duka dalam lagu ini sebagai gambaran masalah Swift dengan Scott Borchetta, pemilik Big Machine Records.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keduanya sempat berkonflik ketika Borchetta menjual label sekaligus enam master album Swift sebelumnya kepada Scoote Braun, sosok yang diyakini Swift dalang dari perundungan yang ia alami selama ini.
Lagu keenam dalam folklore ini menggambarkan dirinya sebagai lampu disko. Ia menyebut dalam lagu ini bahwa terkadang ia melihat dirinya sebagai cerminan karakter dari sekelilingnya.
Lagu ketujuh ini menggambarkan kehidupan salah satu sahabat masa kecil Swift yang tampak tak bahagia di rumahnya sendiri, dan mengalami trauma karenanya.
Lagu ini memiliki tema yang sama dengan lagu It's Nice to Have A Friend dalam album Lover (2019). Lewat lagu itu, Swift mengisahkan teman masa kecil yang tumbuh bersama dan kemudian menikah.
Lewat lagu august, Swift mencoba untuk mengeksplorasi ide kehilangan seseorang yang sejak awal sebenarnya bukan milik dia.
Lagu ini juga diyakini penggemar menjadi bagian kedua dari kisah cinta segitiga remaja yang tersimpan dalam album folklore, setelah cardigan. Namun lagu ini disebut memiliki sudut pandang dari sosok Inez.
Dalam lagu ini, para penggemar menilai, Inez merasakan kehilangan James walaupun ia dan pria itu hanya memiliki asmara singkat namun perasaannya bertepuk sebelah tangan.
Lagu ini menggambarkan upaya Swift dalam memperbaiki kesalahan dan kegagalannya menjalin hubungan dengan seseorang. Lagu ini juga memiliki tema senada dengan Afterglow dalam album Lover.
Dalam lagu ini, Swift membahas terkait perselingkuhan. Ia pernah membahas tema tersebut dalam Should've Said No dalam album debutnya pada 2006.
Lagu invisible string dibuat Swift dengan mengambil konsep mitos terkait "benang merah jodoh" yang ada dalam kepercayaan masyarakat Jepang.
Sebagian pihak meyakini bahwa lagu ini bercerita tentang Joe Alwyn kala Swift menyinggung soal peringatan tiga tahun hari jadi mereka. Swift dan Alwyn pertama kali terlihat bersama pada akhir 2016 di sebuah bar.
Dalam lagu ini, Swift juga mengisyaratkan tentang langkah baru dalam hubungan mereka.
Meski begitu, sebagian penggemar lainnya menduga bahwa Swift menyinggung mantannya, Joe Jonas pada salah satu bait lirik lagu ini.
"Cold was the steel of my axe to grind/For the boys who broke my heart/Now I send their babies presents," lantun Swift merujuk pada Joe dan istrinya, Sophie Turner yang sedang menanti kelahiran anak pertama mereka.
Makna lagu dalam album folklore Taylor Swift berlanjut ke halaman selanjutnya..