Disney pada Rabu (5/8) akhirnya memutuskan untuk menayangkan film live-action Mulan di platform streaming milik mereka, Disney+, setelah berbulan-bulan tertunda rilis di bioskop karena pandemi Covid-19.
Variety menyebut, keputusan itu tak lepas dari kepentingan Disney untuk menguji seberapa besar daya tarik platform streaming yang baru diluncurkan tersebut kepada masyarakat sehingga mau mengeluarkan uang untuk menyaksikan Mulan.
Disney sendiri menyatakan Mulan bukan tayang secara gratis di platform streaming anyar itu. Mereka mematok biaya sekitar US$30 atau sekitar Rp437 ribu kepada pelanggan bila berminat menyaksikan Mulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kata lain, pelanggan Disney+ yang sudah membayar biaya sekitar US$7 atau sekitar 102 ribu per bulan masih harus merogoh kocek lagi untuk bisa melihat aksi aktris China, Liu Yifei itu.
CEO Disney, Bob Chapek mengatakan keputusan perusahaannya untuk Mulan ini bukan gambaran model bisnis baru dari perusahaan itu. Meskipun, Variety menyebut kebijakan ini amat menyiratkan hal tersebut.
"Kami memandang Mulan sebagai salah satu rilisan sekali tayang yang membantah ide ada sejumlah model prospek bisnis baru yang kami akan lakukan," kata Chapek.
Meski tayang di Disney+ sebagai film "sekali tayang" pada 4 September nanti, Disney tetap akan menayangkan film itu di bioskop namun hanya di daerah yang tak tersedia Disney+.
Kebijakan uji pasar ini juga menunjukkan bahwa Disney amat percaya diri akan kemampuan platform tersebut menarik penonton, meski menggunakan film yang telah tertunda berkali-kali.
Apalagi, Disney juga memiliki sejumlah judul film lainnya yang tertunda tayang di bioskop karena pandemi. Sementara itu, Chapek mengatakan Disney ingin "belajar dari platform ini dan melihat jumlah transaksi yang sesungguhnya,"
Variety pun meragukan bila keputusan "sekali tayang" atas Mulan di Disney+ bakal terus dilakukan bila jumlah yang didapat nanti sesungguhnya mencapai atau melebihi target.
![]() |
Disney pun disebut Variety berpeluang untuk tetap bisa mengeruk keuntungan dari kebijakan 'prestise' ini. Mulan disebut masih lebih mahal US$10 dari pada Trolls World Tour milik Universal yang rilis di layanan streaming.
Sementara itu, keputusan ini muncul setelah jaringan bioskop terbesar di Amerika, AMC dan Universal Pictures membuat sebuah kesepakatan yang menjadi titik balik industri Hollywood bahwa penonton rumah bisa menyaksikan film terbaru lebih cepat dari biasanya.
Dalam perjanjian tersebut, film-film baru dari Universal akan bisa tersedia di platform video on demand setelah tayang di bioskop selama tiga akhir pekan atau sekitar 17 hari.
AFP menyebut kesepakatan tersebut merupakan perubahan besar di industri film ketika film besar biasanya tak akan tayang untuk penonton rumah setelah rata-rata tayang tiga bulan di bioskop.
Perjanjian ini datang ketika industri film menghadapi badai pandemi virus corona Covid-19 yang membuat bioskop di seluruh dunia ditutup dan menghentikan produksi film.
Mulan sendiri telah ditunda berkali-kali untuk dirilis karena kondisi pandemi. Bahkan pada pekan lalu, Disney menunda Mulan tayang di bioskop hingga batas waktu yang belum ditentukan.
"Setelah beberapa bulan, jelas terlihat tidak ada yang bisa dipastikan mengenai perilisan di tengah krisis kesehatan global," kata perwakilan Disney.
"Saat ini benar-benar menunda rencana perilisan untuk Mulan adalah cara kami supaya film ini nantinya bisa dinikmati penonton seluruh dunia," mereka menegaskan.
Awalnya, film ini dijadwalkan tayang serentak pada 27 Maret. Namun, rencana tersebut ditunda sebab Maret menjadi awal pandemi Covid-19 di Amerika dan beberapa negara.
Hal itu membuat Disney mengubah jadwal tayang menjadi 24 Juli. Kendati demikian, kondisi tak membaik dan membuat Disney harus kembali menunda perilisan hingga 21 Agustus.