Nasib para artis di Korea yang menghadapi cancel culture terutama penghukuman di dunia maya tersebut sangat berbeda dengan yang terjadi di Hollywood.
Sebut saja Joaquin Phoenix yang berkata-kata kasar kepada sinematografernya di lokasi syuting Joker, serta aktris Lily James yang berselingkuh dengan aktor beristri, Dominic West.
Sikap serta hubungan personal artis-artis Hollywood itu tak begitu berdampak dengan karier mereka. Terbukti, aktor pemenang piala Best Actor di Oscar 2019 itu masih membintangi sejumlah film hingga kini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa hal menjadi penyebab beda perlakuan fan terhadap idola di Korea serta Hollywood. Salah satu yang membedakan adalah fan di Korea masih sangat menjunjung tinggi nilai dan etika.
Kritikus budaya pop Kim Hern-sik mengatakan hal itu yang membuat standar moral berada di atas individu sang artis. Sehingga, setiap tokoh publik tunduk pada kode etik yang ketat.
"Orang Korea menghargai norma sosial dan etika sebelum privasi, dan cenderung memprioritiaskan dampak sosial dari tindakan seseorang," kata Kim Hern-sik seperti dilansir Korea Times beberapa waktu lalu.
Senada, Profesor sosiologi di Universitas Kyung-hee Song Jae-ryong mengatakan situasi tersebut yang membuat para artis Korea menjadi 'korban' harapan tinggi sebagian besar masyarakat Korea.
Ia juga menyoroti di mana masyarakat Korea sangat menghormati dan menghargai kepatuhan dan kesesuaian mayoritas. Sehingga, apabila sikap artis tersebut berbeda dari mayoritas maka mereka berisiko akan tidak disukai.
![]() |
"Orang Korea memiliki kecenderungan kuat memihak, terutama menempatkan mereka dari kelompok sosial yang berbeda di sisi yang berlawanan," tutur Song Jae-ryong.
"Karena selebritas menonjol dan menarik perhatian publik, orang-orang memiliki perasaan buruk jika kehidupan mereka berbeda, dan cenderung kurang toleran terhadap kesalahan moral atau etika yang dirasakan."
Song Jae-ryong mengatakan situasi tersebut diperparah dengan perkembangan dan peningkatan penggunaan media sosial belakangan ini yang menyebabkan rumor menyebar lebih cepat.
Lihat Juga : |
"Ketika isu kurang sedap muncul, itu akan menyebar bersamaan dengan netizen yang sangat cepat berkumpul dan menyuarakan pandangan mereka," tuturnya.
Dampaknya adalah isu tersebut juga langsung menarik perhatian banyak pihak, seperti tim produksi, saluran televisi, hingga pelaku bisnis seperti iklan.
Opini negatif publik terhadap artis ketika tersandung masalah kerap berujung pada 'bersih-bersih' di media sosial hingga pemutusan kontrak bisnis agar tak terseret citra negatif sang artis.
Pembenaran Diri
Kritikus budaya Ha Jae-geun menilai desakan netizen Korea kepada perusahaan untuk memutus hubungan dengan artis 'bermasalah' menjadi bentuk pembenaran dan memberikan kepuasan bagi publik.
"Ketika netizen menyuarakan pendapat mereka dan memaksa acara TV membatalkan acara atau bintang itu mundur, itu dengan sendirinya memberikan rasa kepuasan," kata Ha Jae-geun.
Lihat Juga : |
"Ini kadang membuat netizen menjadi kritikus yang lebih keras lagi."
Namun, ia menilai hal tersebut tak sepenuhnya buruk. Ha Jae-geun menyatakan selebritas merupakan sosok yang memiliki dampak sosial besar. Sehingga, cara menangani permasalahannya bisa menjadi contoh di masyarakat.
"Jika seorang artis dulu terlibat bullying dan akhirnya dikeluarkan dari program, anak anak bisa mengambil pelajaran dari konsekuensi mengintimidasi orang lain," tuturnya.
(chri)