Jakarta, CNN Indonesia --
Lagu koplo campursari Joko Tingkir Ngombe Dawet menarik perhatian banyak orang belakangan ini, mulai dari digunakan sebagai lagu latar video di media sosial hingga kontroversi penggunaan nama Joko Tingkir di liriknya.
Salah satu yang terbaru adalah saat Presiden Joko Widodo meminta penyanyi cilik Farel Prayoga untuk menampilkan lagu itu pada perayaan 17 Agustus di Istana Merdeka, Jakarta.
Namun, Farel pada akhirnya tidak menyanyikan lagu itu dan kembali menampilkan Ojo Dibandingke yang telah dinyanyikan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lirik lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet sudah memicu kontroversi dan kecaman dari sejumlah pihak. Redaktur Keislaman Nahdlatul Ulama (NU) Online Ahmad Muntaha AM, mengecam penggunaan nama Joko Tingkir sebagai sorotan utama di lagu itu.
Menurutnya, Joko Tingkir adalah sosok penting yang berperan besar dalam mendakwahkan Islam di Nusantara.
Joko Tingkir juga memiliki jalur nasab (keturunan) ke bawah kepada Hadratus Syekh KH Muhammad Hasyim Asy'ari, KH Abdul Wahid Hasyim hingga Gus Dur. Semua nama tersebut adalah tokoh-tokoh besar yang sangat dihormati oleh bangsa Indonesia.
"Merujuk catatan Kiai Ishomuddin Hadziq atau Gus Ishom, muhaqqiq kumpulan karya Hadratus Syekh KH Muhammad Hasyim Asy'ari, Joko Tingkir adalah kakek ke-3 dari KH Muhammad Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama. Itu berarti Gus Dur atau KH Abdurrahman Wahid adalah generasi ke-6," tulis Ahmad Muntaha AM melalui situs resmi Nahdlatul Ulama, Senin (15/8).
"Nasab Joko Tingkir bertemu dengan Maulana Ishaq ayah Sunan Giri, salah satu Walisongo yang telah berjasa besar dalam mendakwahkan Islam di Nusantara," lanjut keterangan itu.
Lanjut ke sebelah...
Menilik secara singkat lirik lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet, terdapat gaya parikan (pantun) khas Jawa Timur yang dituangkan oleh sang pencipta lirik Ronald Dwi Febrianzah.
Gaya tersebut meliputi penempatan rima serupa di tiap akhir baitnya, serta pola nada repetitif yang dibalut dengan aransemen ala lagu nasyid.
Berikut lirik dan terjemahan lepas lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet karangan Ronald Dwi Febrianzah.
Chorus:
Joko Tingkir ngombe dawet
(Joko Tingkir minum dawet)
Jo dipikir, marai mumet
(Jangan dipikir, bikin pusing)
Ngopek jamur nggone Mbah Wage
(Mengupas jamur milik Mbah Wage)
Pantang mundur, terus nyambut gawe
(Pantang mundur, terus bekerja)
Pantang mundur, terus nyambut gawe
(Pantang mundur, terus bekerja)
Verse:
Ning Banyuwangi tuku ketan
(Ke Banyuwangi, beli ketan)
Iki crito anak rantauan
(Ini cerita anak perantauan)
Lombok rawit, pedes tenan
(Cabe rawit, pedas sekali)
Golek duit kanggo masa depan
(Mencari uang, untuk masa depan)
Golek duit kanggo masa depan
(Mencari uang, untuk masa depan)
Verse:
Rokok klobot ning ngisor wit mlinjo
(Rokok klobot di bawah pohon melinjo)
Paling abot ninggal anak-bojo
(Paling berat meninggalkan anak-istri)
Tuku donat ning Kalimantan
(Beli donat ke Kalimantan)
Tetep s'mangat kanggo masa depan
(Tetap semangat untuk masa depan)
Tetep s'mangat kanggo masa depan
(Tetap semangat untuk masa depan)
Verse:
Godong kenikir, godong koro
(Daun kenikir, daun koro)
Jo dipikir aku arep ngeliyo
(Jangan dipikir, aku mau
Mangan jamur, mangan koro
(Makan jamur, makan koro)
Aku jujur, kowe ra percoyo
(Aku jujur, kamu tidak percaya)
Aku jujur, kowe ra percoyo
(Aku jujur, kamu tidak percaya)
Chorus
[Gambas:Video CNN]
Verse:
Ning Probolinggo golek jahe
(Ke Probolinggo mencari jahe)
Niat lungo, arep nyambut gawe
(Berniat pergi ingin bekerja)
Ning Sidoarjo golek waluh
(Ke Sidoarjo mencari labu)
Aku kerjo, kowe malah s'lingkuh
(Aku bekerja, kamu malah selingkuh)
Aku kerjo, kowe malah s'lingkuh
(Aku kerjo, kamu malah selingkuh)
Verse:
Meriang, ngombe wedang jahe
(Meriang, minum wedang jahe)
Serba salah dadi TKW
(Serba salah menjadi TKW)
Iwak betik, iwak lele
(Ikan betik, ikan lele)
Obah titik, ra enek benere
(Gerak sedikit, tak ada benarnya)
Obah titik, ra enek benere
(Gerak sedikit, tak ada benarnya)