Jakarta, CNN Indonesia --
HYBE resmi menjadi pemegang saham terbesar agensi ternama KPop, SM Entertainment, Rabu (22/2). Agensi yang menaugi BTS itu kini jadi pemegang saham terbesar SM Entertainment dengan cakupan 14,8 persen.
HYBE bisa menjadi penguasa SM Entertainment tak lepas dari konflik antara pendiri SM, Lee Soo-man, dengan manajemen agensi tersebut yang dipimpin oleh keponakannya sendiri, Lee Sung-soo, alias Chris Lee.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semua bermula dari keputusan Chris Lee yang menjadi CEO SM Entertainment bersama Tak Young-jun membuat cetak biru bisnis SM Entertainment yang baru dan diberi tajuk SM 3.0.
Dalam cetak biru tersebut, sejumlah keputusan SM bisa berdampak pada kelangsungan pendapatan Lee Soo-man.
Lee Soo-man selama ini bukan cuma pemegang saham terbesar, ada sejumlah klausul yang membuat Lee Soo-man menguasai royalti dari SM.
Hal itu bisa terjadi lantaran Lee Soo-man menjadi chief produser SM Entertainment lewat perusahaannya sendiri, Like Planning, sejak mengundurkan diri dari board of directors pada 2010.
 CEO SM Entertainment yang juga keponakan Lee Soo-man, Lee Sung-soo, alias Chris Lee. (WireImage/Han Myung-Gu) |
Per Desember 2020, Lee Soo-man tercatat memiliki 18,73 persen saham perusahaan SM yang ia dirikan pada 1989 dengan nama awal SM Studio.
Sisanya kala itu dibagi dalam porsi lebih kecil, seperti perusahaan manajemen aset Korea Investment Management (4,45 persen), konglomerat teknologi China Alibaba (3,71 persen) dan National Pension Service (3,68 persen).
Sedangkan sekitar 69,43 persen sisanya pada 2020 dipegang oleh beberapa pihak termasuk artis-artis SM, seperti BoA (0,04 persen).
Pada 2021, kabar Lee Soo-man akan menjual sahamnya di SM sebenarnya sudah merebak. Namun kala itu, ia lebih tertarik dengan menjalin kemitraan dengan perusahaan besar.
Beberapa perusahaan besar sebenarnya tertarik, seperti HYBE dan CJ. Namun Lee Soo-man menilai ia menolak HYBE karena merasa ia tak ada tempat untuk terlibat dengan gaya HYBE mengelola KPop.
Hingga pada September 2022, duo CEO SM memutuskan tidak lagi melanjutkan kontrak dan mendepak Like Planning per 31 Desember 2022. Setelah Like Planning, CEO SM pun memutuskan kontrak dengan Lee Soo-man pada awal Februari 2023.
Keputusan itu lantas membuat Lee Soo-man hanya sekadar menjadi pemegang saham SM tanpa memiliki kewenangan produksi atau manajemen lebih lanjut.
Lanjut ke sebelah...
[Gambas:Video CNN]
Rupanya setelah duo CEO SM mendepak Lee Soo-man, mereka menjalin kerja sama dengan Kakao Entertainment. Kakao membeli saham SM sebanyak 9,05 persen dengan nilai 217 miliar won, atau Rp2,6 triliun.
Kerja sama SM dan Kakao terjalin dalam bentuk kesepakatan trilateral dengan tujuan memperluas jangkauan konten di luar negeri.
"Melalui investasi dan kerja sama ini, kami berharap dua perusahaan bisa saling membantu dalam menghadapi persaingan sengit musik global dan konten serta menargetkan konten Korea yang masuk arus global," kata CEO Kakao Community Investment Bae Jae-hyun.
Namun keputusan duo CEO SM mendekat ke Kakao tersebut dinilai sebagai tindak lanjut atas kekecewaan perusahaan SM terhadap Lee Soo-man.
Dalam laporan Dispatch, Lee Soo-man dianggap sejak lama menghambat perkembangan SM. Hal ini tak lepas dari paradigma yang ia bangun sejak awal, "saya Lee Soo-man, Lee Soo-man adalah SM, SM adalah Lee Soo-man,"
Internal SM Entertainment pun disebut sudah membuat strategi untuk mengatasi kedongkolan mereka melihat penguasaan Lee Soo-man atas pendapatan SM Entertainment.
 Duo pimpinan HYBE, Bang Si-hyuk (kiri) sebagai Chairman, dan Park Ji-won (kanan) sebagai CEO.(Arsip HYBE Corp) |
Internal perusahaan disebut sudah merancang kerja sama dengan Align Partners dan sejumlah akuntan untuk merombak dan merestrukturisasi perusahaan tersebut.
Mereka pun memilih Kakao sebagai rekan raksasa mereka lantaran menilai perusahaan hiburan itu akan lebih fokus pada miliknya sendiri, Kakao Entertainment, dibanding internal SM.
Kakao Entertainment pun pekan lalu resmi membeli saham SM sebanyak sekitar 9 persen dan menjadi pemegang saham terbanyak kedua.
Strategi perusahaan itulah yang membuat Lee Soo-man terpojok. Ia dinilai merasa royaltinya terancam dan akhirnya memutuskan meminta bantuan HYBE, yang dikenal sebagai rival dari SM.
"Lee Soo-man mendesak menghubungi Bang Si-hyuk. Bang menerima permintaan tolong dia, tapi perlu dicatat bahwa bantuan yang diberikan Bang Si-hyuk ini juga memutus hampir semua hubungan Lee Soo-man dan SM," kata sumber Dispatch.
"Peran Lee Soo-man di SM sudah berakhir," kata sumber itu. "Pendapatan yang bisa diperoleh Lee Soo-man dari aktivitas dan promosi SM nyaris hilang. Uangnya kini ke perusahaan dan pemilik saham," lanjut sumber tersebut.
Namun HYBE tak serta merta menyambut tawaran dari Lee Soo-man. Mereka memberikan syarat bahwa klausul Lee Soo-man tetap mendapatkan royalti selama 70 tahun harus dihapus bila ingin HYBE membeli saham tersebut.
[Gambas:Photo CNN]
Merasa terpojok dengan langkah SM dan Kakao, Lee Soo-man kabur ke AS pada 7 Februari. Kala itu diduga ia pergi ke AS untuk mendekati HYBE. Pada 9 Februari, Lee Soo-man memberikan pernyataan ia tengah berkonflik dengan SM Entertainment.
"SM Entertainment saat ini sedang mengalami persaingan bisnis antara pemegang saham terbesar Lee Soo-man dan mitra aliasi yang berlindung dengan dana ekuitas swasta pemegang saham," pernyataan Lee Soo-man melalui firma hukum Hwawoo, kala itu.
"Sehingga, itu merupakan langkah ilegal terhadap hukum komersial dan anggaran dasar dewa direksi SM untuk menerbitkan saham baru serta obligasi konversi kepada pihak ketiga." lanjutnya.
Lanjut ke sebelah...
Hingga pada 10 Februari, HYBE setuju membeli saham SM Entertainment yang dipegang Lee Soo-man sebesar 14,8 persen senilai 422,8 miliar won atau setara dengan Rp5 triliun.
Tindakan Lee Soo-man menjual SM ke saingannya ini membuat geger. CEO hingga pekerja SM pun mengecam tindakan tersebut dan menolak perusahaan itu berada di bawah HYBE.
Bukan hanya itu, Chris Lee membuka borok Lee Soo-man selama menguasai SM dalam tayangan video yang kemudian diunggah pada Kamis (16/2). Kebobrokan itu mulai dari tudingan salah kelola, bisnis bodong di luar negeri, hingga penghindaran pajak.
Sebanyak 208 karyawan SM pun membuat pernyataan bersama yang mengecam tindakan Lee Soo-man dan mengatakan mereka selama ini hanya dimanfaatkan Lee Soo-man untuk kepentingan pribadinya.
SM Entertainment pun menegaskan keengganannya untuk berada di bawah HYBE, mulai menyinggung keraguan mereka SM tetap bisa independen, hingga soal harga tiket konser HYBE yang dianggap terlalu tinggi untuk dijangkau fan.
HYBE pun buka suara. Mereka membantah tudingan membeli paksa saham SM dari tangan Lee Soo-man dan menyebut mereka melihat SM dan HYBE bisa bersinergi, alih-alih HYBE akan menentang manajemen SM.
[Gambas:Video CNN]
HYBE sendiri juga memiliki hubungan bisnis dengan Itacha Holdings yang dipegang Scooter Braun. Braun dikenal sebagai manajer Justin Bieber dan Ariana Grande, dan pernah berkonflik dengan Taylor Swift soal kepemilikan master lagu musisi itu.
"HYBE dapat membantu artis SM maju ke pasar Amerika Utara menggunakan pencapaian hebat BTS di pasar, dan jaringan serta pengetahuan Ithaca Holdings," kata CEO HYBE Park Ji-won.
"Infrastruktur SM yang luar biasa di Asia Tenggara dan China juga dapat membantu artis HYBE memasuki pasar itu." lanjutnya.
Kini pada 22 Februari, HYBE mengatakan mereka sudah rampung membeli 14 persen saham SM Entertainment yang dipegang Lee Soo-man dan resmi menjadi pemegang saham SM terbesar.
Dalam pernyataan, Park Ji-won berjanji akan menjalankan kedua perusahaannya dengan tata kelola yang transparan dan mengutamakan nilai para pemegang saham.
Ia juga menjabarkan tiga poin komitmen di antara HYBE dengan SM Entertainment dalam menjalankan perusahaannya, seperti inovasi kolaboratif, otonomi penuh karya kreatif, dan ambisi jadi pengubah permainan di panggung global.
"Dengan upaya kolaboratif kami, kami dapat menjadi pengubah permainan paling inovatif di industri musik global," kata Park Ji-won.