PENGAYAAN URANIUM

Sengketa Nuklir Iran Ditunda Hingga Maret 2015

CNN Indonesia
Jumat, 21 Nov 2014 02:09 WIB
Sanksi atas program nuklir Iran diperkirakan ditunda hingga Maret 2015, karena negara ini tak juga mencapai kata sepakat dengan enam negara pengawas.
Iran bersikeras nuklir yang tengah mereka kembangkan adalah untuk tujuan energi dan medis. (Reuters/Getty Images)
Teheran, CNN Indonesia -- Pelarangan program nuklir Iran diperkirakan akan ditunda hingga bulan Maret 2015 mendatang.

Hal tersebut diungkapkan seorang pejabat yang terlibat dalam pembahasan program nuklir Iran oleh enam negara, kepada Reuters, Kamis (20/11), menyambut kedatangan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry ke Wina, Austria.

"Iran belum menjelaskan kepada badan nuklir PBB terkait dugaan fasilitas uranium tersembunyi yang memproduksi bom atom. Penjelasan ini merupakan salah satu syarat pencabutan sanksi," kata Kepala nuklir Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Yukiya Amano memberikan penjelasan akan mandeknya pembahasan program atom Iran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kerry dijadwalkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada Kamis (20/11) untuk membahas tarik ulur negosiasi pengayaan uranium Iran yang ditentang Barat.

Enam negara, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, dan Tiongkok menyatakan tidak setuju Iran diperbolehkan melaksanakan program pengayaan uranium karena ditakutkan negara ini akan membuat bom nuklir.

Pertemuan ini diharapkan memberi kepastian atas sengketa nuklir Iran. Tujuan dari pembahasan tersebut adalah untuk mencabut sanksi atas Teheran agar dapat kembali melakukan pengayaan uranium, namun untuk keperluan perdamaian.

Namun, hingga saat ini, enam negara aliansi AS masih berdebat soal kapan sanksi tersebut dicabut dan sejauh mana ruang lingkup pengayaan uranium Iran di masa depan.

"Beberapa jenis perjanjian temporer akan disusun pada Senin pekan depan. Perjanjian ini berlaku hanya untuk beberapa bulan sampai semua menemukan kata sepakat," kata seorang pejabat, kepada Reuters, Kamis (20/11).

Penasihat Wakil Keamanan Nasional AS, Tony Blinken mengatakan bahwa kesepakatan yang komprehensif akan sulit, tetapi bukan tidak mungkin dapat dicapai pada 24 November besok.

Sementara Sekretaris Luar Negeri Inggris Philip Hammond menyatakan tidak optimis kesepakatan akan segera tercapai, namun tetap berharap ada cara lain untuk memperpanjang tenggat waktu kesepakatan.

"Kita perlu lebih banyak waktu untuk menyelesaikan masalah teknis dan jangan lupa bahwa susunan waktu untuk mencabut sanksi pun masih menjadi sengketa besar," timpal seorang pejabat Iran yang enggan disebutkan namanya.

Iran bersikeras nuklir yang tengah mereka kembangkan adalah untuk tujuan energi dan medis.

Berdasarkan kesepakatan sementara tahun lalu dengan AS, Perancis, Jerman, Rusia, Inggris dan Tiongkok, Iran esepakat membatasi cadangan gas uranium yang diperkaya kadar rendah dengan mengubah produksi baru menjadi bentuk yang tidak begitu membahayakan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER