Paris, CNN Indonesia -- Serangan penembakan di kantor majalah kontroversial Charlie Hebdo mengejutkan dunia. Seperti dilaporkan CNN, pada Rabu (7/1) siang, sekelompok orang bersenjata senapan serbu dengan tutup kepala menyerbu kantor tersebut dengan meneriakkan Allahu akbar, atau Allah Maha Besar sembari melepaskan tembakan. Pelaku juga menyebutkan, mereka telah "membalas Nabi".
Sebanyak 12 orang tewas dalam insiden tersebut, empat diantaranya adalah kartunis, dua adalah petugas kepolisian, sementara lainnya adalah staf majalah satire itu.
Berikut profil para korban penembakan di kantor Charlie Hebdo di Paris, Perancis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Stephane Charbonnier
Pemimpin redaksi majalah Charlie Hebdo,
Stephane Charbonnier, 47 tahun, merupakan salah satu korban tewas dari serangan penembakan di kantor media tersebut pada Rabu (7/1). Bersama 11 korban lainnya, pria yang akrab dipanggil Charb ini merupakan seorang kartunis ternama yang kerap menjadi target serangan kelompok ekstremis.
 Stephane Charbonnier menjabat sebagai pemimpin redaksi Majalah Charlie Hebdo pada tahun 2009. (Reuters/Jacky Naegelen) |
Charbonnier, yang sering dipanggil Charb, merupakan kartunis Perancis yang tidak asing dengan kontroversi, karena karya yang dia tampilkan kerap berbau satir yang menyinggung berbagai agama. Namun, karyanya yang membuat namanya terkenal di masyarakat dunia adalah yang menyinggung agama Islam.
Seperti dilaporkan media Inggris, Sky News, Charb menjabat sebagai pemimpin redaksi Majalah Charlie Hebdo pada tahun 2009. Beberapa tahun berselang, dibawah kepemimpinannya, Charlie Hebdo menerbitkan majalah dengan sampul bergambar kartun Nabi Muhammad yang mengenakan sorban dengan satu lingkaran berisi tulisan “100 cambukan jika kalian tidak mati karena ketawa.”
Akibat sampul kontroversial tersebut, kantor Charlie Hebdo sempat dilempari bom molotov pada November 2011.
Namun Majalah Charlie Hebdo tidak berhenti menerbitkan karya kontroversial. Pada September 2012, meski terjadi kemarahan global atas film anti-Islam berjudul “Innocence of Muslims,” majalah ini menerbitkan edisi yang menampilkan kartun Nabi Muhammad telanjang dan gambar sampul dimana Nabi Muhammad naik kursi roda yang didorong oleh seorang Yahudi Ortodoks.
Namun, Charbonnier tetap tidak memberikan indikasi untuk mengubah arah pemberitaan majalah Charlie Hebdo.
"Ini mungkin terdengar sombong, tapi aku lebih suka mati dengan berdiri daripada hidup namun harus berlutut," kata Charbonnier kepada koran Perancis, Le Monde, pada 2013.
Jean Cabut
Seniman Paris kelahiran 13 Januari 1938 ini adalah lulusan seni dari Ecole Estienne Paris dan telah mempublikasikan karyanya sejak 1954 di media lokal. Ia lebih sering dipanggil dengan Cabu dan pernah mendirikan media bernama Hara-Kiri setelah ia bertugas militer di Aljazair.
 Jean Cabut selalu menggambarkan topik-topik hangat yang sedang dibicarakan, termasuk penggambaran sosok Nabi Muhammad. (Getty Images/Jean Cabut) |
Cabut seringkali menggambar politisi, seperti dalam karyanya Zero Croissance yang menggambarkan Presiden Perancis, Francois Hollande dengan pakaian penjaga pantai dan membiarkan orang-orang yang berenang akan tenggelam.
Cabut selalu menggambarkan topik-topik hangat yang sedang dibicarakan, termasuk penggambaran sosok Nabi Muhammad.
Georges Wolinski
Seniman dengan nama lengkap Georges David Wolinski lahir di Tunisia pada 28 Juni 1934. Pria keturunan Perancis dan Yahudi ini mulai menjadi kartunis di media Rustica pada 1958.
Wolinski termasuk seniman yang produktif dan menggambar karikatur tanpa merasa ada hal yang dianggap tabu, entah gerakan feminis ataupun agama.
 Georges Wollinski menggambar karikatur tanpa merasa ada hal yang dianggap tabu, entah gerakan feminis ataupun agama. (Getty Images/Ulf Andersen) |
Ia juga pernah tercatat sebagai pemimpin redaksi Charlie Hebdo dari 1961 hingga 1970. Dirinya pernah mendapatkan penghargaan Legion of Honour, gelar kehormatan bagi warga sipil maupun militer Perancis yang cemerlang, pada 2005.
Bernard Verlhac
Kartunis yang sudah bergabung dengan Charlie Hebdo sejak 1980 ini lahir di Paris pada 1957.
Verlhac lebih dikenal dengan nama penanya, Tignous.
 Bernard Verlhac lebih dikenal dengan nama penanya, Tignous. (Getty Images/Francois Guillot) |
Menurut harian Le Monde, Tignous adalah orang termuda yang masuk dalam tim kartun Charlie Hebdo. Tignous yang juga merupakan kontributor majalah Marianne dan Fluide Glacial itu sebagai pribadi yang lebih pemalu namun memiliki karya yang sangat dinamis.
Philippe Honore
Honore merupakan ilustrator senior berusia 73 tahun. Kartun karya Honore merupakan karya terakhir yang dipajang di akun Twitter Charlie Hebdo sebelum insiden penembakan terjadi.
Honore menggambar kartun pemimpin kelompok militan ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, yang mengucapkan selamat tahun baru 2015.
"Semoga sukses semuanya. Dan, yang terutama, kesehatan," kata Baghdadi dalam kartun karya Honore tersebut.
Bernard Maris
Bernard Maris menjabat sebagai kolumnis dan wakil editor majalah Charlie Hebdo. Seperti ditulis media Inggris, Sky News, Maris juga merupakan seorang profesor di Institut Studi Eropa, Universitas Paris VIII.
Ahmed Merabet
Salah satu dari dua orang petugas kepolisian yang tewas adalah Ahmed Merabet. Seperti dijelaskan oleh Menteri Dalam Negeri Perancis, Bernard Cazeneuve, ketika insiden berlangsung, Ahmed tengah mengejar para penyerang. Dia tewas ditembak mati ketika tengah terluka dan terbaring di trotoar.
Media Perancis melaporkan bahwa Merabet adalah seorang Muslim berusia 40 tahun.
Franck Brinsolaro
Saat insiden penembakan berlangsung, Brinsolaro, 49 tahun, adalah petugas perlindungan untuk pemimpin redaksi Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier. Seperti ditulis CNN, Brinsolaro adalah ayah dua anak.
Istri Brinsolaro, Ingrid, adalah pemimpin redaksi tabloid lokal mingguan L'Eveil Normand.
Brinsolaro adalah anggota Layanan Perlindungan Perancis, yang menyediakan keamanan bagi orang-orang dan lembaga-lembaga penting. Brinsolaro berpangkat brigadir, yang setara dengan sersan.
Korban lainnyaFrederic Boisseau adalah penjaga keamanan yang telah bekerja selama 15 tahun di gedung kantor Charlie Hebdo. Dia tengah berada di lantai pertama ketika sekelompok orang bersenjata menyerbu masuk dan mulai melepaskan serentetan tembakan. Boisseau tewas saat dia bertugas di meja depan.
Elsa Cayat adalah satu-satunya wanita yang dibunuh. Dia adalah seorang psikoanalis dan kolumnis dua bulanan yang menulis tentang berbagai topik, yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai "The Couch".
Mustapha Ourrad, lahir di Aljazair, adalah
copy editor untuk Charlie Hebdo. Ourrad pindah ke Perancis 20 tahun yang lalu dan bekerja untuk beberapa publikasi lainnya sebelum bergabung dengan Charlie Hebdo.
Michael Renaud adalah mantan kepala staf walikota Clermont-Ferrand. Renaud tengah mengunjungi Charlie Hebdo pada hari yang nahas itu untuk mengembalikan beberapa gambar kartun yang dipinjamkan oleh Cabut, untuk buku perjalanan tentang Clermont-Ferrand.
Saat insiden terjadi, Renaud tengah mengikuti rapat redaksi, sebagaimana sejumlah staf lainnya yang tewas.
(ama/stu)