Jakarta, CNN Indonesia -- Negara-negara Asia dan Afrika sepakat menggenjot kerja sama maritim dan membawa isu ini ke ranah global sebagai salah satu program dunia di masa datang. Kesepakatan ini diperoleh dalam hasil pertemuan antar negara Asia dan Afrika di Jakarta, Selasa (21/4).
Menteri Koordinator Maritim Indroyono Soesilo mengatakan, dalam pertemuan tersebut negara-negara kepulauan di Asia dan Afrika berkomitmen merapatkan barisan dan membuat satu visi kelautan yang akan diagendakan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDG pasca 2015.
SDG adalah kelanjutan dari Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) yang berakhir tahun ini. Salah satu dari 17 tujuan atau goal dalam SDG adalah tentang perlindungan dan pengendalian ekosistem laut yang berkesinambungan, tercantum dalam butir ke-14.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Butir ke-14 itu berupa komitmen untuk mengunakan sumber kelautan dan marinir untuk pembangunan dunia berkelanjutan.
Saat ini, dokumen SDG sedang dinegosiasikan ke seluruh dunia. Diharapkan, dokumen ini bisa diadopsi oleh para pemimpin negara pada Sidang Umum PBB di New York akhir tahun ini.
"Kami mengundang semua negara Pasifik dan Samudera Hindia, mereka semua mendukung dan ingin menjaga agar goal-14 ini bisa diadopsi," kata Indroyono.
Jika SDG sudah diadopsi, maka isu kelautan ini akan menjadi program dunia. "Jika telah menjadi program dunia, maka semua arah pembangunan dunia akan kesana, semua sumber daya akan diarakan ke sana," ujar Indroyono.
Dia melanjutkan, Asia dan Afrika memiliki potensi sumber daya laut yang besar. Perairan dua benua ini juga merupakan salah satu jalur laut utama yang terbentang dari Selat Malaka hingga Terusan Suez. Selain itu, perairan ini juga banyak terdapat ladang minyak potensial.
"Jalur Pasifik sampai Eropa melalui jalur itu," tutur dia.
(stu)