Jakarta, CNN Indonesia -- Selain dengan pawai besar, ulang tahun pendiri Korea Utara, Kim Il Sung, yang lahir tahun 1912 silam rupanya juga dirayakan dengan cara unik sekaligus nasionalistis.
Di bawah komando Kim Jong Un yang merupakan cucu Kim Il Sung, pihak berwenang negara komunis itu memerintahkan operator layanan seluler terkemuka, Koryolink, agar menambahkan angka 2 di belakang kode wilayah standar Korut, 191. Ini dilakukan agar seluruh warga bisa merayakan dirgahayu sang proklamator ketika melakukan panggilan.
Menurut seorang sumber, perubahan tersebut juga berlaku bagi warga asing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebaliknya, kode panggilan milik perusahaan kompetitor Koryolink, Kangsung Net, tak berubah dari 195.
Sejak diluncurkan tahun 2008, sekitar 2,5 juta orang menjadi pelanggan Koryolink, termasuk sebagian petinggi negeri.
Seperti dilaporkan The Guardian pada Kamis (26/11), harga sebuah telepon seluler sederhana bisa mencapai seperlima dari rata-rata upah tahunan di Korea Utara. Meningkatnya populasi dan instalasi menara seluler di negara itu sekaligus memperluas jaringan domestiknya ke China.
Kangsung Net menetapkan tarif dasar untuk 200 menit dan memungkinkan pelanggannya membayar tagihan dengan mata uang lokal. Ini cukup jarang mengingat kebanyakan warga Korut saat ini memilih membayar dengan mata uang asing yang lebih stabil.
Sementara itu, layanan seluler milik Koryolink dihargai sebesar 3000 won Korea Utara (sekitar Rp45 ribu) selama tiga bulan. Tarif itu tiga kali lebih tinggi ketimbang tarif Kangsung Net, dan hanya bisa dinikmati dengan mata uang asing untuk mendapatkan tambahan masa bicara.
Dengan nilai won Korea Utara yang kian goyah, komunikasi seluler tetap saja merupakan kemewahan yang hanya bisa dinikmati para elite.
(stu)