Sejumlah peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Senin (2/8). Mulai dari jet tempur Israel gempur basis Hamas di Gaza hingga pesawat penyelundup narkoba jatuh di Papua Nugini.
1. Balas Serangan Roket, Jet Israel Gempur Basis Hamas di Gaza
Sejumlah jet tempur Israel membombardir basis Hamas di Jalur Gaza, Palestina, sebagai balasan atas serangan roket yang diluncurkan pada Minggu (2/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Militer Israel menuturkan sebuah "proyektil" yang meluncur dari Gaza berhasil ditembak jatuh oleh sistem anti-roket Iron Dome.
Israel memaparkan serangan roket itu merupakan yang pertama dilakukan kelompok milisi dari Jalur Gaza di bulan Juli. Serangan roket itu sempat memicu sirine peringatan berbunyi.
"Sebagai respons atas serangan roket itu, jet tempur dan pesawat kami baru saja menyerang fasilitas kelompok teror Hamas di Gaza," ucap Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melalui pernyataan seperti dikutip AFP.
2. WHO: Mungkin Tidak Bakal Ada 'Peluru Perak' untuk Corona
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/ WHO) mewaspadai kemungkinan tidak akan ada senjata ampuh atau peluru perak untuk membasmi virus corona.
"Kita semua berharap punya sejumlah vaksin efektif yang dapat membantu orang-orang untuk mencegah infeksi. Kendati demikian, tidak ada 'peluru perak saat ini dan mungkin tidak akan pernah ada," ujar Direktur Jendaral WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers virtual, dikutip dari AFP Senin (3/8).
Karenanya, WHO mendesak negara-negara di dunia untuk fokus pada upaya dasar yang sudah diketahui sebelumnya yaitu pengetesan, pelacakan kontak, jaga jarak , dan penggunaan masker.
3. Pesawat Penyelundup Narkoba Jatuh di Papua Nugini
Sebuah pesawat dengan mesin baling-baling ganda Cessna 402C jatuh di Papua Nugini saat membawa setengah ton narkoba jenis kokain, yang diduga hendak diselundupkan dari dan menuju Australia.
Seperti dilansir The Guardian, Senin (3/8), insiden pesawat jatuh itu terjadi pada 26 Juli lalu. Pesawat tersebut dilaporkan lepas landas dari Mareeba, Queensland, Australia menuju landasan udara ilegal Papa Lealea di Papua Nugini.
Pesawat itu terbang dengan ketinggian 3.000 kaki diduga untuk menghindari deteksi radar. Menurut penyelidikan Kepolisian Papua Nugini, pilot lantas mengisi muatan berupa lebih dari 500 kilogram kokain sekitar pukul 13.00 sampai 14.30 waktu setempat.
(dea)