China Akan Latihan Militer Lagi 'Kepung' Taiwan usai Komentar Biden

Militer China mengumumkan akan melanjutkan kembali latihan militer di sekitar perairan Taiwan, Selasa (9/8).

Pengumuman ini muncul usai Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyebut Beijing tak akan melakukan hal yang lebih lagi.

Namun, Komando Pangkalan Militer Timur China tak memberikan rincian lebih lanjut kapan latihan militer akan berakhir.

Mereka hanya mengatakan latihan tersebut bakal mempersiapkan operasi "pertahanan bersama" dan "pengepungan bersama" di pulau yang memiliki pemerintahan sendiri.

Reuters melaporkan latihan itu fokus pada blokade dan pasokan logistik.

Eks pemimpin redaksi media pemerintah China Global Times, Hu Xijin, mengatakan latihan militer ini menjadi realitas baru di Selat Taiwan.

"Sejujurnya, latihan militer seperti awal normalisasi PLA [Tentara Pembebasan Rakyat] dalam tindakan mereka di Selat Taiwan," tulis Hu.

Ia kemudian berujar, "Memblokade pulau menjadi realitas yang bisa dilakukan kapan saja, dan sumber kehidupan Taiwan ada di tangan China."

Pengumuman China muncul hanya beberapa jam usai Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengatakan pihaknya tak khawatir soal peningkatan tekanan PLA.

"Saya khawatir mereka bergerak sebanyak yang mereka mau. Tetapi saya tak berpikir mereka akan melakukan sesuatu yang lebih," kata Biden dikutip South China Morning Post.

Pada Senin kemarin, militer China juga mengumumkan menggelar latihan di Laut Bohai dan Laut Kuning.

Administrasi Keamanan Maritim China mengatakan latihan ini digelar di Laut Kuning dan Bohai.

Di Laut Kuning latihan akan berlangsung pada 8 Agustus hingga 8 September, sementara di Laut Bohai pada 7-15 Agustus, demikian dikutip Anadolu Agency.

Laut Kuning berada di tepi di Samudera Pasifik bagian barat. Secara geografis, laut ini terletak di antara China dan semenanjung Korea.

Sementara itu, Laut Bohai atau dikenal Teluk Bohai berada di pesisir timur China dan berbatasan langsung dengan Laut Kuning.

China sebelumnya menggelar latihan militer pada 4-7 Agustus sebagai respons saat ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Nancy Pelosi, berkunjung ke Taiwan.

Beijing sudah berulang kali memperingatkan AS agar membatalkan kunjungan tersebut. Jika, Pelosi melawat China mewanti-wanti akan mengambil tindakan keras bahkan militer.