Dalam kampanyenya, Kilicdaroglu berjanji akan membangun rumah secara gratis bagi korban gempa.
Ia juga melarang penjualan properti bagi warga asing sampai pembangunan rumah untuk masyarakat Turki selesai.
Di sisi ekonomi, ia juga memperkenalkan kembali kebijakan ekonomi tradisional dan mengurangi inflasi. Ini berbanding terbalik dengan Erdogan yang menurunkan suku bunga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kilicdaroglu juga bersumpah berusaha untuk mendapatkan kembali kepercayaan investor asing di Turki. Salah satu caranya, mengembangkan industri manufaktur yang bernilai tinggi di negara itu.
Jika Erdogan ingin memperluas hubungan diplomasi dan menjadikan Turki sebagai poros, maka Kilicdaroglu memilih mendekat ke negara-negara Barat.
Sejumlah pengamat menilai, Kilicdaroglu bakal lebih mudah ditundukkan Barat ketimbang Erdogan. Beberapa pihak juga menduga, dia bakal mengikuti jejak Amerika Serikat dan rekan dekatnya untuk menjatuhkan sanksi ke Rusia atas invasinya.
Di bawah pimpinan Erdogan, Turki berusaha mempertahankan hubungan dengan Rusia dan Ukraina. Negara ini bahkan sempat menjadi tuan rumah untuk negosiasi damai kedua negara tersebut.
Selain itu, rival kuat Erdogan ini mengatakan warga Turki bisa bepergian ke negara area Schengen tanpa visa usai Kilicdaroglu berkuasa.
Kilicdaroglu juga berupaya menghapus sistem presidensial eksekutif yang diperkenalkan Erdogan melalui referendum pada 2017 dan mengembalikan sistem parlementer yang kuat untuk memerintah Turki.
(isa/bac)