Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akrab dipanggil Ahok rencananya akan dilantik sebagai gubernur pada Selasa (18/11) mendatang. Untuk acara itu, ia mengaku tak mempersiapkan jas baru.
Pria kelahiran 1966 itu merasa tak ada perubahan bentuk tubuh pada dirinya, sehingga masih bisa memakai baju-baju lamanya untuk pelantikannya esok.
“Badan saya masih oke kok. Baju masih pas, belum gendut-gendut banget. Jas, celana, dan sepatu masih sama,” tutur Ahok kepada pers di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (14/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perubahan yang akan kentara, menurut sarjana Fakultas Teknik Universitas Trisakti itu, adalah bertambahnya badge yang akan menempel di bajunya.
“Semua masih yang lama. Paling badge-nya saja ganti, cuma pangkatnya nambah satu bintang,” kata dia.
Rencana pelantikan bekas Wali Kota Belitung Timur itu memang penuh kisruh. Front Pembela Islam berkeras untuk menggagalkan Ahok menjadi orang nomor satu di ibu kota. Kepada CNN Indonesia, Ketua Umum FPI, Muchsin Alatas pelantikan Ahok merupakan pelantikan pejabat yang tidak sah lantaran masih harus menunggu banyak proses hukum yang berjalan.
“Kami mau pelantikan menunggu keputusan judicial review yang akan kami masukan ke Mahkamah Konstitusi,” kata Muchsin saat dihubungi. “Selain itu juga soal laporan hukum di kepolisian.”
Muchsin mengklaim Ahok tak layak memimpin Jakarta, lantaran banyak terlibat perkara hukum. “Contohnya perkara hukum yang sedang kami ajukan, di Polda dan judicial review ke Mahkamah Konstitusi," katanya.
Menurut Muchsin dirinya tak peduli dengan keputusan yang akan diambil pemerintah terkait status Ahok yang memang sudah otomatis akan dilantik menjadi orang nomor satu di Ibu Kota Jakarta. Begitu juga dengan gelombang dukungan yang bermunculan kepada bekas Bupati Belitung Timur itu.