PENIMBUNAN BBM

Polisi Sebut Tiga Daerah Rawan Penimbunan BBM

CNN Indonesia
Rabu, 19 Nov 2014 10:40 WIB
Badan Reserse Kriminal Polri berhasil mengungkap praktik penimbunan bahan bakar minyak di DKI Jakarta, Riau dan Jawa Timur. Tiga daerah itu rawan penimbunan.
Kepolisian mengungkapkan ada tiga daerah yang dinilai rawan terjadi penimbunan Bahan Bakar Minyak. Jawa Timur, Riau dan DKI Jakarta adalah daerah yang disinyalir dijadikan tempat penimbunan BBM. (Reuters/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Reserse Kriminal Polri berhasil mengungkap praktik penimbunan bahan bakar minyak di DKI Jakarta dengan 32 ribu liter solar dijadikan barang bukti. Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim mengatakan selain DKI Jakarta ada dua daerah lainnya yang rawan dan marak dijadikan tempat penimbunan BBM.

"Di indonesia itu Jawa Timur menjadi daerah paling sering diciduk polisi terkait penimbunan," ujar Kepala Sub Direktorat V Dir Tipidter Bareskrim Polri, Komisaris Besar Agus Santoso saat dikonfirmasi oleh CNN Indonesia.

Sepanjang 2014, kata Agus, Jawa Timur sudah beberapa kali menjadi target penegakan hukum anggota Polri dan menjadi paling tinggi dibanding lokasi lain. "Total dari 350-an kasus sepanjang 2014, kami menegakkan sekitar sembilan kasus di sana," kata Agus.

Namun dia belum bisa memastikan berapa total tersangka dan barang bukti yang disita pada kasus tersebut. "Datanya masih kita kumpulkan jadi belum pasti angkanya," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah Jawa Timur, daerah lain yang termasuk banyak terjerat kasus penimbunan adalah Kepulauan Riau dan DKI Jakarta. "Iya kedua provinsi tersebut berada tepat di bawah Jawa Timur dalam penegakan hukum penimbunan BBM," ujar Agus.

Namun sayang Agus belum bisa menyampaikan data lebih rinci terkait berapa kasus yang berhasil diungkap di kedua provinsi tersebut. Kasus terbaru yang terjadi di DKI Jakarta adalah ditangkapnya S, seorang penjual solar hasil penimbunan di daerah Cilingcing, Jakarta Utara, Senin (10/11) lalu.

S diduga mendapatkan bahan bakar tersebut dari beberapa kapal laut swasta yang melintas di tempat biasa dia menimbun BBM. Kapal laut tersebut menjual sisa bahan bakar mereka pada S dengan biaya Rp 6000 per liter dan nantinya dijual kembali oleh S dengan harga Rp 7000 hingga Rp 9000.

Agus mengatakan penimbunan hanya menjadi satu dari banyak modus yang berhasil diungkap Polisi. "Selain penimbunan ada juga praktik penyalahgunaan subsidi BBM dan menjual bahan bakar oplosan," ujar Agus. Dia mengatakan modus operandi yang dilakukan para tersangka pasti di sekitar tiga tersebut. "Jadi modusnya berputar di situ saja," katanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER