Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menerima kunjungan Menteri Negara Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura Teo Ser Luck dan delegasi misi bisnis Singapura di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (25/11).
Pertemuan antara Ahok dan pihak Singapura itu dihadiri oleh sekitar 50 orang. Mereka membahas berbagai persoalan Jakarta dan peluang kerjasama Jakarta dan Singapura, meliputi infrastruktur, Mass Rapid Transit (MRT), buruh, Jakarta Master Plan, dan pengelolaan air.
“Gubernur tidak hanya menawarkan kesempatan. Gubernur juga menawarkan harapan baru untuk Jakarta,” kata Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Andri Hadi, di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertemuan membahas kemungkinan investasi Singapura untuk Jakarta. “Kalau mau membangun kota, paling gampang itu sebetulnya nyontek Singapur,” kata Ahok. Ia menilai Singapura punya pengalaman bagus dalam membangun kota.
“Jadi kami enggak usah lagi mengikuti kesalahan-kesalahan yang dulu. Kita langsung loncat saja ke yang sudah berhasil. Kita sama Singapura sudah saudara banget. Kita perlu belajar banyak. Kita bisa bangun kawasan industri bersama, kereta, kolam limbah, dan banyak lagi lainnya,” ujar Ahok.
Mantan bupati Belitung Timur itu mengatakan Jakarta dan Singapura merencanakan berbagai jenis kerjasama. Namun semua itu masih dalam proses.
Sementara Teo Ser Luck menyatakan Ahok amat jelas memaparkan visi misinya tentang Jakarta. “Apa yang dia inginkan dan kami inginkan,” kata dia.
Ahok dan Teo pun saling berbagi pengalaman, sehingga Teo yakin pelaku bisnis Singapura akan optimistis menjalankan bisnis di Jakarta. Prioritas kerjasama Singapura dan Jakarta sepenuhnya akan tergantung pada fokus Ahok dalam membangun ibu kota.
Andri menganggap tak ada kendala untuk memuluskan kerjasama Jakarta dan Singapura. Apalagi Singapura merupakan salah satu dari tiga mitra terbesar RI dalam sektor perdagangan. Singapura juga merupakan investor terbesar RI selama lima tahun berturut-turut. Tahun ini misalnya, Negeri Singa menggelontorkan modal sekitar US$ 5 miliar untuk Indonesia.