Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Sutarman menyatakan bakal ada pendidikan bersama antara personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan Polri. Sutarman menyebut kemungkinan pendidikan bersama dilakukan mulai tahun depan.
"Untuk pembentukan karakter dan disiplin. Kemungkinan wacana ini akan direalisasikan di Magelang, Jawa Tengah," kata Sutarman di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (26/11).
Sutarman mengatakan, dia belum dapat memastikan Waktu pelaksanaan karena rencana tersebut harus dimatangkan dulu dengan Panglima TNI. Targetnya, pendidikan ini dapat menghindari gesekan yang mungkin terjadi di antara personel di lapangan. "Saat ini sedang dihitung apakah pendidikannya selama tiga atau empat bulan," ujarnya.
Terlepas dari rencana tersebut, Sutarman menilai bentrok antara TNI dan polisi semestinya bisa dicegah oleh komandan di lapangan. Dia pun memerintahkan agar para komandan mengatur anak buahnya dengan baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang jadi persoalan itu kalau komandannya ikut mendukung apa yang dilakukan oleh anak buah. Komandan harus bisa mengatur anak buahnya," ujar Sutarman.
Sutarman menyebut, selama konflik tidak berlangsung dalam skala institusi persoalan pasti dapat diselesaikan. Karena itu perlu ada kesamaan pendapat di tingkat atasan antara kedua institusi.
Terkait warga sipil yang terkena peluru nyasar saat bentrokan, dia menyatakan tim sudah mengambil proyektil peluru yang bersarang di korban. Saat ini, proyektil sedang diperiksa untuk diketahui asal muasalnya.
Bentrokan antara personel Batalyon Yonif 134 Tuah Sakti dengan personel Brimob Polda Kepulauan Riau pecah Rabu (19/11) lalu. Dalam bentrokan ini seorang anggota TNI, Praja JK Marpaung tewas akibat luka tembak di bagian dada.