Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menyebut narkotika bagaikan paduan virus dan teroris. Dia mengatakan, keduanya dapat merusak bangsa jika terjadi kerjasama yang kuat.
"Teroris dan virus itu baru bisa berjalan kalau ada lintas batas, ada kerjasama," ujar Kalla usai menghadiri acara Third ASEAN Ministerial Meeting on Drug Matters, Jakarta, Rabu (3/12).
Dia menambahkan, dengan adanya lintas kerjasama maka aliran narkoba ke daerah-daerah pedalaman akan semakin mudah. Karenanya, sebut Kalla, kerja sama antar lintas batas menjadi faktor penting dalam pencegahan peredaran narkotika ke pedalaman ataupun antar bangsa.
"Oleh karenanya, kerjasama lintas batas itu penting. Kalau tidak, (narkotika) bisa bebas masuk karena hukumnya berbeda," kata Kalla.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan yang sama, JK juga kembali menegaskan perihal grasi hukuman mati pengedar narkotika yang ditolak oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Dia memastikan, pemerintan akan mengeksekusi apa yang telah diputuskan pengadilan hingga ke mahkamah agung.
Senada dengan Kalla, Ketua Badan Narkotika Nasional Komjen Anang Iskandar menilai, langkah pemerintah sudah sangat tegas dalam memberantas narkoba. Pihaknya pun akan mendukung tiap program pemenrintah dalam pemberantasan narkotika. "Ya salah satunya termasuk program pemerintah yang akan menolak grasi pengedar narkoba," ujarnya.
Sebagai acara diskusi dan kerjasama antara negara Asean dalam pemberantasan narkotika, ASEAN Ministerial Meeting on Drug Matters ini mempertemukan sepuluh negara untuk membahas peredaran dan penyalahgunaan narkotika di masing-masing negara, sejak kemarin, Selasa (2/12).
Dalam forum tersebut, rencananya juga akan dibahas tentang penguatan kerjasama antar negara, terutama dalam pengawasan di daerah perbatasan baik darat, laut dan udara yang kerap dijadikan celah untuk menyelundupkan narkotika oleh para sindikat.