Meski sudah berbenah dalam hal keselamatan penerbangan, kualitas menara pengawas lalu lintas udara di Indonesia dinilai masih kurang memadai.
Manotar Napitupulu selaku penasehat pada Federasi Pilot Indonesia mengatakan hubungan antara menara pengawas lalu lintas udara di Indonesia dengan pilot-pilot pesawat berlaku searah dan pasif.
“Kalau di Singapura, Jepang atau Korea Selatan, pihak menara pengawas akan aktif mengingatkan pilot mengenai kondisi penerbangan dan memberikan altenartif rute pada pilot,” kata pilot senior Garuda Indonesia tersebut kepada CNN Indonesia.
Hal itu, katanya, disebabkan oleh kemampuan menara pengawas lalu lintas udara luar negeri untuk membaca kondisi awan dan udara secara lebih akurat dari yang dimiliki Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Di Indonesia, radar pesawat lebih akurat dari radar menara pengawas,” kata dia menegaskan.
Sementara itu, Hanna Simatupang, mantan penyidik pada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengatakan perkembangan teknologi di dunia penerbangan internasional masih belum diikuti oleh Indonesia. Alhasil, terdapat perbedaan sistem dengan perkembangan teknologi terkini.
“ATC Indonesia menggunakan sistem berbeda dengan perkembangan teknologi terkini. Semestinya ATC berubah. Ini, yang kesannya lambat,” ujar dia.
Perubahan itu, antara lain, seperti pembacaan cuaca oleh menara pengawas. Hanna mengatakan berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) ATC, tidak diwajibkan membaca cuaca.
“Memang setiap pesawat memiliki radar cuacanya masing-masing, tetapi alangkah baiknya kalau di menara memberikan pendapat juga apa yang terjadi,” ujar dia.
Selain persoalan kualitas teknis, persoalan sumber daya manusia juga dinilai masih menjadi tantangan di Indonesia. Dudi mengatakan teknisi dan tenaga SDM di menara pengawas masih belum kurang.
“Belum memadai prosentasi antara tenaga kerja di menara pengawas dengan pertumbuhan industri pesawat terbang di Indonesia yang meningkat pesat,” kata dia.
Hal tersebut yang mesti dikejar oleh dunia penerbangan di Indonesia, mengingat penerbangan di Indonesia yang padat sekali, per hari mencapai 1000 penerbangan.