Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kejaksaan Tinggi Papua Barat Herman da Silva masih menempuh upaya persuasif untuk mengeksekusi Aiptu Labora Sitorus. Mediator masih berupaya membujuk terpidana 15 tahun kasus pencucian uang itu untuk bisa dieksekusi secara damai.
Herman masih akan terus mengedepankan upaya persuasif meski Jaksa Agung M Prasetyo memintanya agar bisa mengesekusi Labora sesegera mungkin. "Beliau tegas perintahkan kepada saya untuk segera melakukan kegiatan eksekusi ini," kata Herman usai bertemu Prasetyo di Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (6/2).
Saat ini mediator di Sorong menurutnya masih membujuk Labora agar mau sukarela dibawa ke Penjara untuk menjalani masa hukumannya. Meski mengerahkan mediator, petugas keamanan dari unsur kepolisian juga sudah disiagakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Upaya eksekusi menurut Herman sudah dirancang bersama Kejaksaan Negeri Sorong dan Kapolres Sorong. "Kami sudah merancang bersama untuk melakukan kegiatan-kegiatan pelaksanaan eksekusi," ujar Herman.
Tenggat waktu dari Menteri Koordinator Hukum dan HAM yang meminta proses eksekusi dilakukan dua minggu, terhitung sejak Rabu (4/2) kemarin, menurut Herman, tidak menjadi target pihaknya sebagai eksekutor. Karena itu negoisasi terus dilakukan dengan harapan mendapatkan hasil yang terbaik bagi semua. "Kami upayakan eksekusi ini terlaksana dengan baik, damai dan tidak menimbulkan gejolak," ujar Herman.
Labora saat ini berada di kediamannya Tampa Garam, Kota Sorong, Papua Barat. Herman mengakui dalam pelaksanaan eksekusi, personel kepolisian berada di posisi terdepan sebagai penjaga keamanan.
Jaksa sendiri menurutnya hanya sebagai eksekutor keputusan hakim. Namun bukan berarti kepolisian dominan dalam eksekusi ini. Herman juga membantah bahwa Labora dilindungi oleh oknum penegak hukum sehingga eksekusi tak kunjung terlaksana.
Sebelumnya Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan, Labora sulit dijemput paksa karena dilindungi warga oleh warga sekitar. "Labora dianggap dermawan oleh masyarakat, semacam Robin Hood, sehingga dilindungi," ujar Yasonna.
Selain dermawan, Labora pun disebut sering membantu berbagai pekerjaan di sekitar rumah dia di Sorong. Akibat kedekatan Labora dengan warga, kata Yasonna, Kapolda butuh waktu untuk menjemput paksa dia. Polda takut akan terjadi konflik jika penjemputan paksa dilakukan sekarang.
(sur)