Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang suami yang hendak menjemput istrinya yang bekerja di Komisi Pemberantasan Korupsi harus berhadapan dengan pistol, Selasa malam (10/12). Merasa sudah dikuntit dari rumah, lalu dipepet motor di tengah jalan, todongan pistol pun menyambut begitu dia tiba di Gedung KPK. (Baca kronologinya:
Selasa Malam, Keluarga Pegawai KPK Ditodong Pistol)
Menghadapi todongan pistol dari orang tak dikenal berbadan tegap itu, suami pegawai KPK itu pun lari tunggang-langgang. Ia langsung menuju petugas jaga di pos satpam KPK. “Pak, tolong! Saya mau dibunuh,” katanya.
Dengan badan gemetaran dan suara panik, dia menjelaskan teror yang ia alami ke petugas jaga. Ponsel terus ia pegang, karena di saat yang sama ia berkomunikasi dengan sang istri yang berada dalam Gedung KPK, memberitahukan ancaman yang mungkin bisa membuat nyawanya melayang sekejap mata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak perlu dikatakan seperti apa perasaan sang istri mendengar cerita suaminya –yang bukan pegawai KPK seperti dia. Seketika KPK genting. Tegang melanda para karyawannya. Siapa gerangan orang yang membawa-bawa pistol dan menodong-nodong di sekitar gedung tempat mereka bekerja.
Sang suami yang masih berada di luar gedung, lantas dibawa petugas jaga ke lobi gedung, sementara petugas lain mengecek lokasi tempat dia diteror, yakni di bahu jalan samping kanan kantor KPK yang biasa dijadikan tempat parkir.
Hasil pengecekan nihil. Pelaku teror sudah tak ada lagi di tempat. Sang suami lantas dipertemukan dengan istrinya. Situasi mencekam.
Demi keamanan, staf KPK dan suaminya itu akhirnya pulang ke rumah mereka dikawal petugas Kepolisian dari Direktorat Pengamanan Objek Vital Polda Metro Jaya yang sehari-harinya mengamankan areal Gedung KPK.
Kronologi peristiwa itu dihimpun CNN Indonesia dari berbagai sumber di internal KPK. Mereka mengatakan teror itu nyata.
Bukan hanya satu pegawai yang menerima ancaman. Saat ini ada dua pegawai KPK yang telah secara resmi mengadukan teror terhadap mereka dan keluarga mereka kepada Komnas HAM. Komnas HAM saat ini masih mengumpulkan data serta informasi dari saksi dan korban mengenai teror tersebut.
"Per Kamis kemarin (12/2), sudah ada empat pegawai KPK yang melapor ke kami. Dari empat itu, satu orang punya data lebih lengkap. Dia diteror sekeluarga. Anak istrinya juga diteror. Ini beda dengan kasus pegawai yang suaminya ditodong pistol," kata Komisioner Komnas HAM Sandra Moniaga.
KPK kini menambah pengamanan dan kamera pengawas atau CCTV. Sedikitnya lima CCTV tambahan dipasang di area luar halaman Gedung KPK, salah satunya di pintu masuk samping KPK yang tak jauh dari lokasi penodongan.
(agk)