Beberapa jam sebelum drama perebutan Sekretariat Fraksi Golkar itu, Yorrys yang menjabat Wakil Ketua Umum Golkar hasil Munas Ancol mengancam untuk memecat Bamsoet karena telah merobek-robek surat yang dikirim Ketua Fraksi Golkar kubu Agung, Agus Gumiwang Kartasasmita, kepada dia. Surat itu berisi permintaan agar Bamsoet meninggalkan Sekretariat Fraksi yang bakal digunakan oleh Agus Gumiwang.
“Saya marah! Sikap dan perkataan Bambang Soesatyo sudah tidak mencerminkan dia sebagai kader Golkar. Itu menunjukkan keangkuhan. Kasar. Dia menyebut kami post-power syndrome. Padahal merekalah yang kena post-power syndrome,” ujar Yorrys.
“Bambang Soesatyo boleh tak suka, tapi tak boleh merobek surat. Itu sah dan berlambang Golkar,” ujar Yorrys setengah berteriak. Menurutnya, Bamsoet sudah kelewatan karena mengirim robekan-robekan surat itu ke Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar di Slipi, Jakarta Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Bamsoet akan saya beri sanksi, akan saya pecat dari Golkar,” kata Yorrys, geram.
Menanggapi ancaman itu, Bamsoet tenang saja. Ia merasa punya hak untuk merobek-robek surat yang diributkan itu karena menganggap surat itu palsu. Menurutnya, Sekretariat Fraksi Golkar tak pernah mengeluarkan surat tersebut. Bamsoet bahkan melaporkan Agus Gumiwang ke Badan Reserse Kriminal Polri dengan tudingan pemalsuan kop surat dan stempel Fraksi Golkar.
Bamsoet pun menertawakan niat Yorrys untuk memecatnya. “Memang bisa? Apa dasarnya untuk memecat saya? Kubu Ancol harus banyak-banyak istigfar. Enggak usah marah-marah, nanti bisa stroke,” ujar anggota Komisi III itu setengah mengejek.