Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian Daerah Sulawersi Tengah Brigadir Jenderal Idham Aziz mengatakan pihaknya masih menjaga istri dan tiga anak Daeng Koro. Istri dari orang nomor dua dalam kelompok teroris Santoso itu pun ternyata sedang berbadan dua.
Tadinya, jika jaringan teroris Poso itu tidak terlibat baku tembak dengan Detasemen Khusus 88 Antiteror di wilayah Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, pada Jumat (3/4) petang, maka tepat satu bulan lagi Daeng Koro akan bertemu dengan anak keempatnya.
Nurjanah, istri Daeng Koro, saat ini masih dalam perlindungan Kapolda Sulteng. Idham mengungkapkan, pihaknya akan menyediakan tempat untuk Nurjanah hingga Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri di Jakarta selesai melakukan uji DNA dari jenazah Daeng Koro dan keluarganya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara ini masih berada di kepolisian. Bukannya diamankan, tapi ini hanya bentuk pelayanan dan perlindungan. Karena kondisinya sedang hamil delapan bulan dan butuh waktu 16 jam menuju tempat tinggalnya, makanya kami berikan perlindungan," kata Idham saat dihubungi CNN Indonesia, Senin (6/4).
Dia menjelaskan, setelah hasil test DNA diketahui Polisi akan menyerahkan jenazah Daeng Koro kepada sang istri. Ada kemungkinan, jenazah Koro dimakamkan di kampung istrinya, Morowali.
"Nanti setelah hasil DNA keluar, terserah isterinya mau kembali ke Morowali untuk memakamkan di kampungnya atau bagaimana," kata Idham.
Lebih lanjut, Idham mengungkapkan, operasi yang dilakukan selama ini oleh Densus 88 Anti Teror akan terus diintensifkan meski orang nomor dua di kelompok teroris Santoso telah berhasil ditaklukkan.
"Operasi Camar Maleo sudah selesai dan mau disambung ke (operasi camar) Maleo II. Karena itu, kami akan intensifkan terus operasi ini. Sampai dapat," katanya.
(meg)