Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah pabrik konveksi di kompleks ruko CBD Taman Palem, Cengkareng, Jakarta, tidak menjahit baju sebagaimana mestinya. Dari bangunan yang lazim dan berada di pusat aktivitas perdagangan ini, justru beredar barang terlarang yang tak terhitung jumlahnya.
"Pabrik ini bisa membuat 50.000 ekstasi dalam satu jam. Luar biasa sekali," kata Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso di depan pabrik itu, Selasa (14/4).
Kain-kain dan buku petunjuk pola pakaian tergeletak acak di meja. Di atas selembar kain berwarna abu-abu, tampak papan penanda dari petugas kepolisian bertuliskan 'kamuflase'. Selain itu, mesin jahit masih terlihat seperti barang baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak perlu berjalan jauh dari meja yang sudah dilingkari garis polisi itu, tangga sudah menyambut menuju lantai kedua pabrik.
Lantai kedua gedung itu pun tampak seperti gedung kantor biasa. Meja lengkap dengan peralatan kantor terlihat begitu memasuki ruangan. Di sampingnya, gantungan pakaian terjemur sinar matahari yang masuk melalui jendela.
"Di sini pelaku memproduksi. Kami tidak tahu kalau tempat seperti ini bisa menghasilkan ekstasi," kata Budi.
Dilihat sekilas, memang tak terbayang di mana para pelaku menempatkan peralatan untuk menciptakan barang terlarang itu. Budi tidak menjelaskan lebih jauh mengenai hal tersebut.
Di lantai itu pun sebenarnya masih ada satu tangga lagi yang menuju ke lantai berikutnya. Namun, Budi tidak menunjukkan lantai tersebut.
Di luar, barang bukti sudah berjajar dipamerkan kepada awak media dan warga yang penasaran. Barang bukti yang disita di antaranya 50 ribu butir ekstasi diduga langsung dikirim dari Belanda, 800 gram shabu diduga dari Pakistan, 122 lembar narkotika jenis baru berbentuk perangko (CC4), diduga dari Belgia, serta 20 handphone.
Sitaan lain satu mesin cetak ekstasi, satu tabung reaksi, 25 kilogram bahan baku ekstasi, 10 kilogram bahan pelarut, masing-masing satu timbangan digital, manual, alat pemanas, pendingin, alumunium foil dan penyaring.
Dari tempat ini jaringan pengedar narkotik pimpinan terpidana mati Freddy Budiman menghasilkan narkotik. Dengan menghentikan produksi dari pabrik ini, polisi mengklaim berhasil menyelamatkan 1.500 jiwa yang berpotensi menjadi korban.
(pit)