Konveksi 'Penjahit' Ekstasi di Barat Jakarta

Rinaldy Sofwan Fakhrana | CNN Indonesia
Selasa, 14 Apr 2015 17:54 WIB
Warga dan petugas sempat dikelabui, konveksi tekstil yang beroperasi disekitar mereka ternyata 'menjahit' ekstasi dan jenis narkoba baru CC4.
Kabareskrim Komjen Pol Budi Waseso (ketiga kanan) memberi keterangan saat pengungkapan Kasus pabrik narkoba pimpinan terpidana mati kasus penyalah gunaan narkotika Freddy Budiman di sebuah ruko di kawasan Taman Palem, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (14/4). Dari ruko yang dikamuflasekan sebagai pabrik garmen ini disita berbagai barang bukti berupa alat dan bahan pembuatan narkoba. Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Mabes Polri juga menyita 50.000 butir ekstasi dari Belanda, 800g sabu dari Pakistan, 122 lembar narkotikan berbentuk perangko (CC4) dari Belgia, serta puluhan aset berupa properti dan kendaraan bermotor dari komplotan residifis tersebut. (Antara Foto/Rivan Awal Lingga)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah pabrik konveksi di kompleks ruko CBD Taman Palem, Cengkareng, Jakarta, tidak menjahit baju sebagaimana mestinya. Dari bangunan yang lazim dan berada di pusat aktivitas perdagangan ini, justru beredar barang terlarang yang tak terhitung jumlahnya.

"Pabrik ini bisa membuat 50.000 ekstasi dalam satu jam. Luar biasa sekali," kata Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso di depan pabrik itu, Selasa (14/4).

Kain-kain dan buku petunjuk pola pakaian tergeletak acak di meja. Di atas selembar kain berwarna abu-abu, tampak papan penanda dari petugas kepolisian bertuliskan 'kamuflase'. Selain itu, mesin jahit masih terlihat seperti barang baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak perlu berjalan jauh dari meja yang sudah dilingkari garis polisi itu, tangga sudah menyambut menuju lantai kedua pabrik.

Lantai kedua gedung itu pun tampak seperti gedung kantor biasa. Meja lengkap dengan peralatan kantor terlihat begitu memasuki ruangan. Di sampingnya, gantungan pakaian terjemur sinar matahari yang masuk melalui jendela.

"Di sini pelaku memproduksi. Kami tidak tahu kalau tempat seperti ini bisa menghasilkan ekstasi," kata Budi.

Dilihat sekilas, memang tak terbayang di mana para pelaku menempatkan peralatan untuk menciptakan barang terlarang itu. Budi tidak menjelaskan lebih jauh mengenai hal tersebut.

Di lantai itu pun sebenarnya masih ada satu tangga lagi yang menuju ke lantai berikutnya. Namun, Budi tidak menunjukkan lantai tersebut.

Di luar, barang bukti sudah berjajar dipamerkan kepada awak media dan warga yang penasaran. Barang bukti yang disita di antaranya 50 ribu butir ekstasi diduga langsung dikirim dari Belanda, 800 gram shabu diduga dari Pakistan, 122 lembar narkotika jenis baru berbentuk perangko (CC4), diduga dari Belgia, serta 20 handphone.

Sitaan lain satu mesin cetak ekstasi, satu tabung reaksi, 25 kilogram bahan baku ekstasi, 10 kilogram bahan pelarut, masing-masing satu timbangan digital, manual, alat pemanas, pendingin, alumunium foil dan penyaring.

Dari tempat ini jaringan pengedar narkotik pimpinan terpidana mati Freddy Budiman menghasilkan narkotik. Dengan menghentikan produksi dari pabrik ini, polisi mengklaim berhasil menyelamatkan 1.500 jiwa yang berpotensi menjadi korban. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER