Jakarta, CNN Indonesia -- Aksi solidaritas menentang eksekus mati tenaga kerja Indonesia digelar di depan gedung Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Jumat (17/4). Unjuk rasa digelar sebagai protes atas pemacungan dua TKI secara berturut-turut, Siti Zaenab dan Karni binti Merdi Tarsim, hanya dalam kurun waktu tiga hari.
Demonstrasi yang dimotori lembaga advokasi buruh Migrant Care itu dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Selain berorasi, pengunjuk rasa melemparkan telur busuk di depan gedung Kedutaan Saudi. Telur busuk itu disimbolkan sebagai sikap busuk Saudi yang mengeksekusi mati WNI tanpa memberi notifikasi ke pemerintah RI maupun pihak keluarga. (Baca
Kemlu: TKI Karni Juga Dipancung Saudi Tanpa Beri Tahu RI)
"Kami ingin menyegel kedutaan ini. Mereka yang tidak menghiraukan nilai kemanusiaan tidak berhak ada di sini," kata Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah usai aksi di depan Kedutaan Besar Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Anis bersama aktivis buruh migran lainnya menuntut agar Duta Besar Arab Saudi untuk RI segera dipulangkan ke Saudi. "Prinsip penegakan hak asasi manusia harus dikedepankan di semua negara. Kami minta pemerintahan Arab Saudi menghormati hak asasi manusia para pekerja kita di sana," kata dia.
Menurut Anis, ada 279 TKI lain yang saat ini terancam eksekusi mati. Pemerintah Indonesia pun diminta melindungi para TKI itu dari hukuman mati sekalipun mereka didakwa dalam kasus kejahatan pembunuhan.
Pasalnya, selama ini para TKI tersebut diduga tak punya pilihan lain selain terpaksa membunuh untuk membela diri. Apalagi, kata Anis, para TKI di luar negeri terutama Arab Saudi kerap seperti mengalami perbudakan modern.
"Mereka sehari kerja 18 jam, tidak ada libur, tidak ada istirahat, hak-haknya tidak terpenuhi. Kami minta Presiden Jokowi tidak tinggal diam. Kami minta ada perbaikan tata kelola perlindungan buruh, termasuk TKI," kata Anis.
Sampai aksi berakhir siang ini, pihak Kedutaan Besar Arab Saudi tidak menemui para demonstran. Adapun aksi solidaritas TKI ini akan dilanjutkan di depan Istana Negara sore ini.
Simak selengkapnya FOKUS:
Nasib Siti Dipancung di SaudiSelasa (14/4), Siti Zaenab dieksekusi mati karena menusuk perut majikannya ketika dia djambak, dipukuli, dan dicekik oleh sang majikan. (Baca:
Kronologi Siti Zaenab hingga Dihukum Mati di Saudi)
Kamis kemarin (16/4), giliran Karni dipancung akibat membunuh anak majikannya yang berusia empat tahun dengan cara disembelih saat tidur. (Baca
Kemlu: TKI Karni Sembelih Anak Majikan, Disorot Luas di Saudi)
Untuk diketahui, di bawah hukum Saudi pembunuh bisa terlepas dari hukuman mati hanya jika mendapat pengampunan dari keluarga korban. Pada kasus Siti Zaenab dan Karni, keduanya tak memperoleh maaf dari keluarga korban.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Christiawan Nasir mengatakan pemerintah Arab Saudi sudah melakukan eksekusi mati tanpa notifikasi kepada 61 terpidana sejak awal 2015. Dari 61 terpidana mati tersebut, sebanyak 25 orang merupakan warga negara asing dan 36 lainnya warga lokal.
(agk)