KJRI Temui Karni Rabu, Tak Diberi Tahu Esoknya Dia Dipancung

Resty Armenia | CNN Indonesia
Jumat, 17 Apr 2015 13:33 WIB
Staf KJRI yang mengunjungi TKI Karni binti Merdi di penjara Madinah tak diinformasikan secuil pun bahwa keesokan harinya Karni bakal dieksekusi mati.
Ilustrasi TKI terancam hukuman mati. (CNN Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menyatakan sehari sebelum tenaga kerja Indonesia Karni binti Merdi Tarsim dipancung pemerintah Arab Saudi, Rabu (15/4), staf Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddah sesungguhnya menemui Karni di penjara Madinah selama 1,5 jam.

Namun saat itu staf KJRI yang mengunjungi Karni bahkan tak diberi tahu bahwa esoknya, Kamis (16/4), TKI asal Brebes, Jawa Tengah, itu akan menghadapi eksekusi mati. Baik Karni maupun otoritas penjara tak bicara sama sekali soal waktu eksekusi. (Baca juga Kemlu: TKI Karni Juga Dipancung Saudi Tanpa Beri Tahu RI)

“Kami kecewa dan protes keras kepada pemerintah Arab Saudi yang tidak menginformasikan soal waktu maupun tempat pelaksanaan hukuman mati kepada buruh migran Indonesia di sana, baik Siti Zaenab maupun Karni,” kata Hanif dalam keterangan tertulis yang diterima CNN Indonesia, Jumat (17/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal, ujar Hanif seperti yang sebelumnya juga dikemukakan Kementerian Luar Negeri RI, dalam hubungan diplomatik ada etika dan kelaziman bahwa eksekusi mati diinformasikan kepada pemerintah negara asal tereksekusi maupun pihak keluarganya, tiga hari sebelum eksekusi dilaksanakan.

Hanif mengatakan sungguh terpukul dan berduga dengan dua eksekusi mati berturut-turut terhadap Siti Zaenab dan Karni yang dilakukan pemerintah Saudi hanya dalam kurun waktu tiga hari.

“Semoga almarhumah diberi tempat terbaik di sisi Allah SWT. Pemerintah menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga Karni di Brebes, Jawa Tengah,” ujar Hanif.

Semalam, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI Nusron Wahid langsung menuju Brebes untuk mengunjungi keluarga Karni. Dia didampingi Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Kemlu RI Lalu Muhammad Iqbal. Sehari sebelumnya, Nusron baru saja mengunjungi keluarga Siti Zaenab di Bangkalan, Madura.

Menurut Hanif, dalam kasus Karni dan Siti Zaenab, pemerintah telah berjuang keras dan berupaya maksimal untuk membebaskan mereka dari hukuman mati. Mulai dari pembelaan hukum, diplomasi resmi, sampai pendekatan kepada keluarga dan tokoh masyarakat setempat, semua dilakukan.

Namun semua usaha itu terbentur pada hukum yang berlaku di Saudi. Oleh sebab Siti Zaenab dan Karni tetap tak mendapat maaf dari keluarga korban, maka eksekusi mati terhadap keduanya tak terelakkan.

Selasa (14/4), Siti Zaenab dieksekusi mati karena menusuk perut majikannya ketika dia djambak, dipukuli, dan dicekik oleh sang majikan. (Baca: Kronologi Siti Zaenab hingga Dihukum Mati di Saudi)

Kamis kemarin giliran Karni dipancung akibat membunuh anak majikannya yang berusia empat tahun dengan cara disembelih saat tidur. (Baca Kemlu: TKI Karni Sembelih Anak Majikan, Disorot Luas di Saudi)

“Kami sangat sedih dan kecewa. Pemerintah sudah berupaya maksimal untuk melindungi warganya, tapi akhirnya harus menghargai hukum yang berlaku di negara lain sebagaimana negara lain harus menghormati hukum di Indonesia,” ujar Hanif.

Pemancungan terhadap dua TKI di Saudi, kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu, tak akan menyurutkan komitmen pemerintah dalam melindungi warga negaranya yang menghadapi persoalan di luar negeri, termasuk mereka yang terancam hukuman mati.

Simak selengkapnya di FOKUS: Nasib Siti Dipancung di Saudi

Selama periode Juli 2011-31 Maret 2015, pemerintah RI telah berhasil membebaskan 238 warga negara Indonesia di luar negeri dari hukuman mati. Meski demikian, sebagian WNI lainnya hingga kini masih terancam hukuman mati. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER