Tangis Keluarga Saat Jenazah Gularte Tiba: Unbelievable

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Rabu, 29 Apr 2015 13:30 WIB
Jenazah warga negara Brasil itu disemayamkan di ruang duka RS St Carolus, Salemba sebelum diterbangkan ke Brasil besok.
Mobil ambulan yang membawa peti berisikan jenazah Rodrigo Gularte meninggalkan dermaga penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng, Rabu (29/4). Eksekusi mati terhadap delapan terpidana mati dilakukan pada pukul 00.35 WIB, dengan menunda pelaksanaan eksekusi terhadap Mary Jane Veloso. (ANTARA FOTO/Idhad Zakaria)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jenazah terpidana mati kasus narkoba asal Brazil Rodrigo Gularte tiba di rumah duka Rumah Sakit St Carolus, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (29/4) siang ini. Jenazah warga negara Brasil tiba di rumah duka tepat pada pukul 12.45 WIB.

Berdasarkan pantauan CNN Indonesia, mobil jenazah yang membawa sang terpidana mati tiba dengan dikawal sebuah mobil polisi dan beberapa mobil keluarga yang mendampingi.

Saat ini, jenazah Gularte telah berada di ruang duka Kristoforus, Rumah Sakit St Carolus. Setelah jenazah disemayamkan, keluarga selanjutnya menggelar doa bersama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesaat sebelum doa dimulai, sepupu Gularte, Angelita Muxfeldt mengatakan, ia masih belum percaya bahwa anaknya telah meninggal dunia pada hari ini. (Baca juga: Jenazah Gularte Diformalin Dua Kali agar Awet Sampai Brasil)

"He was so kind and this is unbelievable to look only his body this day," kata Angelita.

Saat ini, ruang duka Kristoforus telah tertutup dan tidak ada satupun selain keluarga yang dapat memasuki ruangan tersebut. Sebuah prosesi digelar untuk Gularte di ruang tersebut.

Jenazah Gularte rencananya akan langsung diterbangkan menuju Brazil pada Kamis (30/4) esok. Namun, belum ada pemberitahuan lebih lanjut mengenai waktu keberangkatan jenazah dari Indonesia besok. (Lihat fokus: Setelah Bedil Menyalak)

Gularte adalah satu dari delapan terpidana yang dieksekusi tadi malam di Pulau Nusakambangan, Cilacap. Ia ditangkap petugas Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta Juli 2004 silam.

Ia menyelundupkan 6 kilogram heroin dalam papan selancar yang dibawanya. Ia divonis mati Pengadilan Negeri Tangerang pada Februari 2005. Grasi dan Peninjauan Kembali-nya ditolak. Meski disebut dokter menderita depresi dan gangguan kejiwaan biopolar, namun dirinya tetap dieksekusi kejaksaan pukul 00.35 dini hari tadi. (Baca juga: Rodrigo Gularte: Peselancar Pesakitan yang Menanti Mati) (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER