Jakarta, CNN Indonesia -- Nama Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana alias Haji Lulung belakangan kerap dibicarakan publik. Perseteruannya dengan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama tentang dugaan adanya anggaran siluman pada RAPBD DKI Jakarta tahun 2015 dan kontroversi proyek pengadaan uninterruptible power supply (UPS) menjadi pangkalnya.
Nama Lulung bahkan sempat menjadi topik terpopuler yang dibicarakan dalam situs mikrobloging Twitter. Meski sempat banyak dibicarakan pengguna media sosial, Lulung rupanya tidak masuk dalam daftar calon kuat pemenang pemilihan kepala daerah di ibukota tahun 2017 mendatang.
Hasil jajak pendapat yang dilakukan lembaga survey Cyrus Network akhir April ini menunjukkan, elektabilitas Lulung tidak setinggi Ahok, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil maupun Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada pertanyaan terbuka tentang tokoh yang warga Jakarta nilai pantas memimpin ibukota, nama Lulung tak masuk dalam lima besar.
Hal berbeda terlihat ketika surveyor Cyrus Network mengajukan pertanyaan tertutup, disertai nama dan foto tokoh, perihal calon gubernur jagoan publik. Lulung duduk di peringkat kelima dengan presentase sebesar 4,6 persen. Namun, perolehan Lulung masih kalah jauh dengan Ahok yang meraup 33,9 persen suara. (Baca juga:
Kumpulan Lelucon ala Tagar #SaveHajiLulung)
Lulung juga kalah dari Risma (11,4 persen) dan Emil, sapaan Ridwan Kamil, (10,4 persen). Ketua DPD Partai Demokrat Nachrowi Ramli berada setingkat di atas lulung dengan 5,8 persen.
Peneliti Cyrus Network Eko David mengatakan, rendahnya tingkat keterpilihan Lulung memperlihatkan kecenderungan warga Jakarta yang tak melulu memilih putra daerah sebagai pemimpin mereka.
"Bisa jadi publik sudah punya gambaran soal tokoh yang layak memimpin Jakarta. Meski dari luar daerah, yang penting mempunyai prestasi," ujar Eko di Jakarta, Kamis (6/5). Selain itu menurut Eko, politikus dan pengusaha bukan model pemimpin yang dikehendaki masyarakat DKI Jakarta.
Kecenderungan ini, lanjut Eko, merupakan lanjutan dari Pilkada 2012 lalu. Saat itu Joko Widodo yang berasal dari Solo dan Ahok yang datang dari Belitung Timur memenangkan kontes kepala daerah. (Baca juga:
#SaveHajiLulung Mendunia, Lulung: Saya Enggak Ngerti Twitter)
(sur)