Pembacaan pernyataan berhenti sebagai Presiden Republik Indonesia oleh Soeharto berlangsung mulai pukul 09.00 WIB. Diawali salam, Soeharto membaca delapan paragraf pernyataan berhenti, "Saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden Republik Indonesia terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini, pada hari ini, Kamis 21 Mei 1998."
Setelah pidato singkat dan menyerahkan kepemimpinan ke tangan Habibie, Soeharto langsung meninggalkan Istana. Tak ada aktivitas mengeluarkan barang pribadi di Istana. Dia juga tak berbasa-basi dengan orang-orang yang ada di singgasananya selama 32 tahun itu.
"Mobil Mercy yang dipakai beliau dari rumah Cendana ke Istana juga langsung diserahkan ke Istana. Mobil yang dipakai Bapak berbeda antara pulang dengan berangkat, tidak lagi memakai RI 1," ujar Suweden.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soeharto menumpang mobil Mercy cadangan untuk meninggalkan Istana karena mobil berpelat RI 1 yang biasa mengantarnya ke seluruh penjuru negeri sejak Maret 1986 telah berganti tuan. Tiba di muka rumah Jalan Cendana Nomor 10, tempat Soeharto dan keluarganya tinggal, dia disambut banyak orang.
Suweden melihat seluruh keluarga Soeharto ada di sana, termasuk anak-anaknya. Kepada mereka yang telah menanti dia keluar dari mobil cadangan RI 1 itu, Soeharto berujar, "Saya sudah tidak jadi presiden lagi."
Di mata Suweden, ucapan Soeharto hari itu sama sekali tak bernada sedih.