Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Djan Faridz akan melayangkan surat resmi kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto terkait rencananya menitipkan kader-kader terbaik PPP untuk diusung Gerindra dalam pemilihan kepala daerah serentak pada akhir tahun ini. (Baca
Siasat PPP Jelang Pilkada: Titip Kader ke Prabowo)
“Saya sudah bicara dengan Pak Prabowo. Dia setuju. Saya tinggal bikin surat resmi,” kata Djan kepada CNN Indonesia, Kamis (28/5).
Djan menyatakan tak bakal menempuh cara itu andai Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly tak mengajukan banding atas putusan Pengadilan Tata Usaha Negara yang membatalkan Surat Keputusan Menkumham soal pengesahan PPP hasil Muktamar Surabaya yang diketuai oleh M Romahurmuziy. (Baca:
Kemenkumham Banding atas Putusan PTUN soal PPP)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya sebetulnya bukan konflik dengan rekan di PPP (kubu Romy), tapi sama Menkumham. Sudah salah kok banding. Ngawur. Ini membuat pengesahan kubu saya mundur. Tapi oke saya layani sampai Mahkamah Agung. Cuma PPP jadi terancam tidak bisa ikut pilkada,” ujar Djan.
Untuk mengantisipasi terdepaknya PPP dari pilkada, Djan pun langsung mengamankan kader-kader potensial partainya. Ia bicara langsung dengan Prabowo hendak menitipkan kader-kadernya agar diusung Gerindra dalam pilkada apabila putusan pengadilan belum juga keluar saat pendaftaran calon kepala daerah telah dibuka Juli.
“Gerindra akan mengusung calon dari partai saya yang punya tingkat kompetensi dan elektabilitas tinggi,” kata Djan. Kerjasama ini dianggap sama-sama menguntungkan PPP kubu Djan maupun Gerindra.
Menurut Djan, Gerindra menyambut baik permintaannya. Kedua partai akan berkoalisi dalam pilkada. Gerindra terutama menjajaki popularitas kader-kader PPP di wilayah timur Indonesia.
Sementara terkait kabar pindahnya sejumlah kader PPP ke partai lain karena khawatir tak dapat mencalonkan diri dalam pilkada, Djan tak menyalahkan mereka. Ia justru menyindir partai lain yang dianggap ‘menggoda’ kader-kader PPP.
“Orang gue loe tarikin, enggak punya malu. Itu enggak ada etikanya. Yang jelas, kader PPP sudah tahu tak ada masalah dengan pencalonan mereka. Sudah saya amankan,” ujar mantan Menteri Perumahan Rakyat itu.
Di kubu seberang, Wakil Ketua Umum PPP hasil Muktamar Surabaya Hasrul Azwar menyesalkan partainya yang belum juga bisa berdamai seperti Golkar. Ia berharap Djan Faridz dan Romy bisa segera islah demi keikutsertaan PPP dalam pilkada.
(agk)