Magelang, CNN Indonesia -- Tenda merah putih yang terpasang di depan Balai Desa Borobudur, Magelang sudah dipenuhi warga sejak pukul 3 sore. Ratusan bangku yang tersedia tampak terisi penuh oleh warga yang mendapatkan undangan untuk menerima kartu sakti dari Presiden RI Joko Widodo.
Selasa (2/6) sekitar pukul 5 sore, Presiden RI Joko Widodo membagikan Kartu Sakti secara langsung kepada warga Kecamatan Magelang. Ada 1.156 Kartu Indonesia Sehat (KIS), 386 Kartu Indonesia Pintar (KIP), 279 Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), dan 50 Kartu Asistensi Sosial Orang Dengan Kecacatan Berat atau Kartu Disabilitas (KD).
"Saya sudah datang dari jam setengah tiga sama suami saya," kata warga Sabrangrowo yang ikut menunggu, Munhamirotun kepada CNN Indonesia, Selasa (2/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lain lagi dengan Suroyo. Ia datang lebih awal dibandingkan Munhamirotun. Suroyo dan keluarganya sudah datang sejak pukul 2 siang. "Saya datang jam 2. Berempat sama istri, sama anak naik sepeda motor tua," kata Suroyo seraya tertawa.
Meski sudah menunggu cukup lama, mereka pun senang dan sangat menantikan pertemuannya dengan RI 1 itu. "Rasanya senang sekali. Orang kecil kalau ketemu orang besar ya senang," ujar Suroyo sambil tersenyum lebar.
Semua warga Kecamatan Borobudur, Magelang yang hadir pun terlihat begitu tertib dan sabar menunggu kedatangan Jokowi. Bahkan sangat jarang warga yang terlihat beranjak dari tempat duduknya. Suara obrolan mereka pun tidak membuat keriuhan yang berarti.
Saat panitia memberikan arahan pun mereka terlihat serius menyimak. Warga pun kompak menjawab ketika diminta panitia merespon. "Nanti kalau ditanya Pak Jokowi, Kartu Indonesia Sehat warna apa?" ujar seorang panitia. "Hijau," jawab warga serentak.
"Kartu Keluarga Sehat warna apa?" "Merah."
"Kartu Indonesia Pintar?"
"Ungu."
Semua warga terlihat sudah memegang kartu sakti Jokowi di tangannya. Ada juga yang menaruh di saku bajunya. Ada yang memegang KIS, memegang KIS dan KKS, ada juga seorang anak yang riang memperlihatkan KIP di tangannya.
Tapi, begitu CNN Indonesia bertanya apa kegunaan kartu sakti di tangan mereka, warga ternyata belum tahu. "Ini kartu sehat. Ehm....buat apa ya...ehm....belum tahu," kata Munhamirotun sambil tersenyum-senyum.
Sama halnya dengan Suroyo. Ia juga mengaku belum tahu kegunaan enam kartu sakti yang ada di tangannya itu. "Saya belum tahu. Belum dikasih tahu," ujar Suroyo.
Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Borobudur Sodiqasnawi yang terlihat mendampingi para warga pun mengatakan masih banyak warga yang belum paham akan kegunaan kartu-kartu yang sudah dibagikan saat mereka sampai ke lokasi.
"Mereka juga bawa kartunya (kartu sakti) enggak tahu buat apa. Tapi ini juga kan bentuk sosialisasi," kata Sodiqasnawi kepada CNN Indonesia. Menurut Sodiq, nama warga memang baru didaftarkan sekitar dua bulan lalu sehingga baru bisa mendapatkan Kartu Sakti.
Untungnya kedatangan Jokowi tidak hanya membagikan Kartu Sakti. Jokowi juga membagikan sedikit informasi tentang kartu-kartu yang dibagikannya kepada warga.
"Kartu Indonesia Pintar ini yang SD dapat Rp 450 ribu per tahun, SMP Rp 750 ribu per tahun, SMK/SMA Rp 1 juta per tahun. Nanti uangnya diambil pada minggu ketiga bulan Juni, dipaskan dengan penerimaan siswa baru supaya bisa dimanfaatkan," kata Jokowi.
Tak hanya KIP, saat membagikan KIS dan kartu lainnya pun ia selalu menyematkan sedikit informasi. "Kalau sakit batuk, flu, cukup ke puskesmas. Kalau batuk terus dicek ternyata paru-parunya berat baru dirujuk di rumah sakit dan tidak dipungut biaya," ujar Jokowi.
Dengan sedikit informasi itu minimal warga bisa mengetahui secara garis besar kegunaan Kartu Sakti yang kini ada di tangan mereka. Tapi, tentunya, sosialisasi terkait program Kartu Sakti ini memang perlu digiatkan lagi kepada masyarakat agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan.