Ahok Minta Orang Kaya di Jakarta Peduli Pemberantasan DBD

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Senin, 15 Jun 2015 10:15 WIB
Selama ini menurut Ahok, mereka yang tinggal di apartemen atau rumah mewah tidak mengizinkan petugas jumantik masuk ke lingkungan rumah.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sebelum rapat mediasi di Gedung Kemendagri, Jakarta, Kamis, 5 Maret 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menghimbau agar masyarakat berpenghasilan menengah ke atas di Jakarta turut memperhatikan potensi bahaya dari penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di lingkungan kerja dan tempat tinggalnya masing-masing.

Kurangnya perhatian terhadap potensi DBD bagi masyarakat menengah ke atas di ibu kota menyebabkan banyaknya bagian dari warga Jakarta yang terkena penyakit tersebut setelah musim hujan berlalu.

Padahal, Ahok mengatakan, potensi terkena DBD akan lebih besar dimiliki oleh warga yang tinggal di lingkungan bersih dan dekat taman dibanding masyarakat yang hidup di tempat-tempat kotor atau kumuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"DBD ini kan jentik nyamuknya bersarang di air yang bersih, bukan kotor. Justru yang terjadi, kelas menengah kita yang ada di apartemen, rumah mewah, mereka tidak ijinkan kader jumantik (juru pemantau jentik) masuk ke dalam (lingkungan rumah). Nah ini yang perlu kita mulai lakukan sosialisasi," kata Ahok saat melepas Bus Penyuluhan DBD di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (15/6).

Pelepasan bus penyuluhan ini dilakukan dalam rangka Hari Demam Berdarah se-ASEAN 2015 dan Menuju Jakarta Bebas DBD 2020.

Ahok sendiri pada Maret lalu pernah terserang DBD. Tak hanya Ahok, putra bungsunya juga terkena DBD. Ahok harus beristirahat dan tidak masuk kerja selama tiga hari karena serangan DBD ini. Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat langsung melakukan foging di Balai Kota saat itu. (Baca juga: Ahok Terkena DBD, Balaikota Langsung Respon dengan Fogging)

Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta, hingga pertengahan Juni 2015 ini sudah ada 3.414 kasus DBD yang menyerang warga yang tinggal di Jakarta. Kota Jakarta Barat menjadi penyumbang terbesar pasien penderita DBD hingga Juni 2015 dengan jumlah warga yang terkena penyakit tersebut sebesar 880 jiwa.

Sementara itu, persebaran warga penderita DBD lainnya berasal dari wilayah Jakarta Selatan sebanyak 834 pasien, Jakarta Timur sebanyak 765 pasien, Jakarta Utara sebanyak 617 pasien, dan Jakarta Pusat sebanyak 318 pasien.

"Yang bahaya (DBD) itu Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Jakarta Selatan dari dulu selalu tinggi," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Koesmedi Priharto. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER