Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) kembali mengimbau pengurus masjid untuk tidak menggunakan speaker atau pengeras suara memakai kaset rekaman di masjid. Imbauan JK ini terkait dengan upaya masjid dalam mengingatkan waktu sahur bagi umat Islam Tanah Air.
"Tidak usahlah tengah malam dibunyikan speaker di masjid pakai kaset, janganlah, silahkan kalau mau mengaji langsung, itu boleh," kata JK di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (17/6).
Selain dengan alasan toleransi, JK mengatakan bahwa jika pengajian menggunakan kaset rekaman tetap dilaksanakan maka berpotensi membuat umat Islam lainnya melupakan esensi mengaji langsung karena hanya memprioritaskan kepraktisan lewat mengaji dengan kaset.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tak sampai di situ, menurut JK perkembangan teknologi yang mampu memudahkan dan membantu memasak makanan sahur juga menjadi salah satu faktor pendukung tidak diperlukannya pengajian lewat kaset rekaman di tengah malam.
“Semua orang masak sudah lebih cepat, sudah pakai (kompor) gas, tidak lagi menghidupkan dulu itu tungku," kata JK menjelaskan.
JK menilai teknologi ini juga membantu meringankan tugas pengurus masjid yang tidak perlu terlalu awal membangunkan umat untuk sahur.
Senada dengan JK, Menteri Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan imbauan JK, soal rekaman kaset pengajian diyakini mampu menjaga toleransi antar umat beragama.
"Pesan dari Pak Wapres ialah bagaimana bisa membangun toleransi," kata Lukman. Lukman juga berharap masjid-masjid lebih memprioritaskan pengajian langsung daripada pengajian menggunakan kaset rekaman pengajian.
Imbauan JK ini merupakan kali kedua setelah sebelumnya JK mengatakan pengajian yang menggunakan kaset berpotensi menimbulkan polusi suara dan dinilai juga tak mampu memberikan pahala pada individu yang mengaji.
"Berhentikan itu, apa urusannya Anda mengaji pakai kaset, tidak ada pahalanya itu. Kalau ada pahalanya, itu orang Jepang yang dapat karena itu pasti pakai sony," kata JK dalam pidato pembukannya di Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI, Tegal, Jawa Tengah .
JK mengatakan bahwa penerapan metode mengaji lewat kaset tidak efektif dan efisien, malah mengganggu ketenangan masyarakat sekitar. Ini ditambah lagi mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam membuat banyaknya masjid dalam jarak dekat. Suara masjid menjadi tumpang tindih karena dekatnya jarak.
(hel)