Jakarta, CNN Indonesia -- Prarekonstruksi kasus pelantaran anak, yaitu Angeline (8) oleh ibu angkatya Margriet Megawe dilakukan Senin ini (22/6) di kediaman Margriet di Jalan Sedap Malam, Sanur, Denpasar, Bali.
Dalam prarekonstruksi terhadap para saksi yang mengetahui adanya kasus penelantaran Angeline, terdapat adegan menjambak dan memukul Angeline. Hal tersebut diungkapkan oleh Siti Sapurah dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Denpasar.
Pengacara sekaligus juru bicara P2TP2A itu menyebutkan ada 11 adegan yang dilakukan di tempat kejadian perkara dalam prarekonstruksi yang dilakukan para saksi yang diajukan oleh P2TP2A Denpasar. Para saksi tersebut yaitu Franky A. Maringka, Yuliet Christien, dan Lorraine I. Soriton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ada tiga lokasi yang mereka perankan. Tadi kamar atas, di bawah, dan di depan tempat untuk penguburan," kata Siti seusai prarekonstruksi. Menurut Siti, seluruh adegan tersebut sesuai dengan berkas pemeriksaan perkara (BAP) yang diajukan dalam pemeriksaan sebelumnya.
Adapun juru bicara kuasa hukum Margriet dari Hotma Sitompul Assosiates, Dion Pongkor menyatakan tidak pernah ada pemukulan hingga luka-luka yang dilakukan kliennya terhadap Angeline. (Baca:
Tersangka Ubah Keterangan, Sebut Pembunuh Angeline Ibu M)
Dion juga menyangkal bahwa kliennya melakukan tindak kekerasa lain terhadap Angeline. “Kalau orang tua teriak-teriak saat memanggil anak kan biasa,” ujar Dion seraya mengatakan cara mendidik anak pada setiap orang tua berbeda-beda.
Disinggung soal penjambakan seperti yang diperagakan saksi dalam prarekonstruksi hari ini, Dion menjawab diplomatis. “Kalau penjambakan itu kan menurut Franky,” kata Dion kepada CNN Indonesia, Senin (22/6).
Dion menyatakan, pengakuan saksi yang ajukan oleh pihak P2TP2A nantinya harus diuji dengan keterangan saksi lain yaitu dari pihak keluarga Margriet. “Franky, Yuliet Christien, dan juga Lorraine itu kerabat Margriet, bukan orang yang bekerja untuk Margriet,” tuturnya. “Franky dan Yuliet itu suami istri, mereka berada di rumah Margriet selama tiga bulan untuk liburan. Tidak benar kalau disebut mereka bekerja dibayar Rp 500 ribu.”
Selanjutnya, menurut Dion, Angeline semasa hidupnya tidak pernah sakit, apalagi sakit yang diakibatkan pleh pemukulan.
Sedangkan mengenai adanya pernyataan dari P2TP2A bahwa Margriet juga mempekerjakan anak di bawah umur, yakni Angeline, hal tersebut juga disangkal oleh Dion. Dion mengklaim bahwa tidak benar Angeline dipaksa bekerja memberi pakan ayam yang jumlahnya sangat banyak sebelum pergi ke sekolah sehingga tidak sempat mandi dan tidak terawat.
“Angeline itu penyayang binatang sama seperti Ibu Margriet, mereka sama-sama memberi makan ayam juga karena si Agus malas,” ujar Dion. (Baca:
Pengacara Beber Ucapan Margriet ke Agus: Turuti Perintah Saya)
“Tidak ada yang salah kan, Margriet kasih makan ayam terus Angeline ikut. Memang masalah kalau ibu dan anak sama-sama beri makan ayam,” lanjut Dion. (Baca:
Pengakuan Baru Agus: Angeline Tergeletak di Kamar Bersama M)
(obs)