Polri-Singapura Koordinasi Teror Maskapai oleh Mahasiswa RI

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Jumat, 10 Jul 2015 07:59 WIB
Keluarga dan dosen Ilham menjamin mahasiswa Teknik Informatika itu tak melarikan diri. Pada 1 Juli, Ilham meneror bom pesawat Singapore Airlines lewat medsos.
Pesawat Singapore Airlines. (Twitter)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polri memutuskan untuk tidak menahan peneror maskapai penerbangan Singapore Airlines. Pemuda bernama Ilham tersebut sudah dimintai keterangan dan langsung dilepas penyidik. Ilham sebelumnya ditangkap Tim Cybercrime Badan Reserse Kriminal Mabes Polri karena mengancam bom pesawat Singapore Airlines rute Singapura-Sydney. (Baca: Kronologi Ancaman Bom Singapore Airlines oleh Mahasiswa RI)

Ilham dibebaskan bukan tanpa alasan. Bareskrim Polri mendapatkan jaminan dari keluarga Ilham bahwa mahasiswa Teknik Informatika perguruan swasta itu tidak akan melarikan diri. Ilham juga dinilai proaktif dan responsif sepanjang pemeriksaan.

"Ada jaminan dari orangtua dan dosennya. Selain itu dia masih sekolah," kata Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski Ilham dibidik oleh pemerintah Singapura, Bareskrim Polri tidak mau terburu-buru menetapkan status hukumnya. Penyidik masih akan mendalami apakah teror yang dilontarkan Ilham saat itu sekadar main-main atau tidak.

Untuk memudahkan pengungkapan kasus, Budi Waseso meminta Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Viktor Simanjuntak untuk berkoordinasi dengan Singapura. Viktor saat ini kebetulan sedang berada di Singapura untuk memeriksa tersangka kasus kondensat, HW.

"Kami sudah koordinasikan. Viktor lagi di Singapura jadi sekaligus bicarakan (teror maskapai) itu," kata Budi.

Budi menegaskan apa yang dilakukan penyidiknya, yakni melepas Ilham dengan jaminan, tidak menyalahi aturan karena Polri juga memiliki rambu dan kewenangan tersendiri. Apalagi polisi Singapura telah meminta bantuan ke Polri.

"Mereka sejauh ini mempercayakan ke kami untuk memeriksa Ilham," ujar Budi.

Ancaman terhadap pesawat Singapore Airlines dilontarkan lewat media sosial pada 1 Juli. Ancaman itu berisi pesan agar Singapore Airlines tidak menerbangkan pesawatnya karena ada bom di dalam pesawat.

Akibat ulah nakal tersebut, pesawat sempat tertunda penerbangannya selama beberapa jam untuk pengecekan keamanan dan sterilisasi. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER