Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo mengatakan dampak dari Badai El Nino telah mencapai level yang sangat perlu mendapatkan perhatian pemerintah. Alasannya, dampak badai yang meluas ke Indonesia menyebabkan terjadinya bencana kekeringan di beberapa wilayah di Indonesia.
Wilayah tersebut, kata Jokowi, termasuk diantaranya pulau Jawa dan Bali serta provinsi Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Oleh karena itu, dia mengimbau agar pemerintah mulai memfokuskan diri dalam upaya antisipasi bersama. Salah satunya, dengan menyelamatkan petani dan nelayan.
(Baca Juga: FOKUS Bencana Hadang Nusantara)"Yang paling penting menurut saya adalah bagaimana menyelamatkan petani. Selamatkan petani, selamatkan nelayan. Dan juga bagaimana kebakaran hutan akibat El Nino bisa kita cegah bersama," kata dia ketika membuka rapat terbatas (ratas) soal El Nino di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Jumat (31/7).
(Lihat Juga: Kekeringan Tahun Ini Berpotensi Lebih Parah Dibanding 1997)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, dia juga meminta agar kabinetnya mewaspadai titik hot spot yang berpotensi menyebabkan kebakaran hutan akibat imbas El Nino. Menurut Jokowi, badai ini diprediksi akan menguat mulai Agustus hingga Desember mendatang.
(Lihat Juga: Soal Bencana, Papua Minta Pusat Tak Cuma Urusi Kawasan Barat)Ratas kali ini dihadiri oleh Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, dan Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti.
Hadir pula Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, anggota Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Ma'arif, dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan dan Kehutanan Siti mengaku tengah waspada menghadapi kekeringan dan kebakaran hutan yang diperkirakan akan meningkat karena El Nino yang akan berlangsung sampai November 2015.
Namun, satu hal yang membuatnya khawatir ialah ketersediaan air untuk memadamkan api jika kebakaran hutan terjadi.
"Memang akibat kekeringan yang paling mengkhawatirkan adalah sumber air untuk mematikan api," ujar Siti dalam jumpa pers di Gedung Manggala Wanabakti, Jumat (30/7).
(Baca Juga: Pemerintah Siapkan Dana Rp107 M untuk Atasi Kebakaran Hutan)Untuk mengatasi kebakaran hutan sendiri Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memiliki dana sekitar Rp 107 miliar untuk seluruh Indonesia dalam APBN 2015.
"Kalau dana buat saya tidak terlalu masalah ketika siaga bencana dananya dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) yang siap pakai," katanya.
(utd)