Istri Terduga Teroris Minta Polisi Serahkan Jenazah Suami

Jafar Bua | CNN Indonesia
Minggu, 23 Agu 2015 13:27 WIB
Istri terduga teroris Bado alias Abu Urwah Alias Osama, Nurifa memastikan kebenaran bahwa jenazah yang berada di RS Bhayangkara Polda Sulteng adalah suaminya.
Asisten Operasi Mabes Polri Irjen Pol Unggung Cahyono (kedua kiri) bersama Kapolda Sulteng Brigjen Pol Idham Azis (kiri) memerhatikan senjata jenis M-60 yang disita dari terduga teroris Poso di Mapolda Sulawesi Tengah di Palu, Jumat (21/8). Senjata kaliber 12,7 buatan Filipina itu disita dari terduga teroris saat terjadi kontak senjata yang menewaskan Kasubden Gegana Poso, Iptu Bryan Theophani Tatontos di Pegunungan Auma, Desa Kilo, Poso Pesisir Utara, Poso pada Rabu (19/8). (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
Poso, CNN Indonesia -- Istri terduga teroris Bado alias Abu Urwah Alias Osama, Nurifa memastikan kebenaran bahwa jenazah yang berada di Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah adalah suaminya. Hal tersebut berdasarkan ciri-ciri fisik yang terdapat pada salah satu bagian tubuh suaminya tersebut.

Nurifa dan anaknya didampingi oleh Tim Pengacara Muslim (TPM), Sabtu (22/8), meminta kepolisian untuk menyerahkan jenazah suaminya agar bisa segera dikebumikan di dekat tempat tinggalnya di Dusun Uweralulu, Desa Masani, Poso Pesisir Utara, Sulteng.

Sebelumnya, Tim Indonesia Automatic System (Inafis) telah mengambil sampel darah Nurifa dan anaknya untuk keperluan pencocokan deoxyribonucleic acid (DNA) pada tubuh jenazah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nurifa mengaku, suaminya telah meninggalkan keluarga sejak tiga tahun lalu. Menurutnya, suaminya secara tiba-tiba pergi meninggalkan rumah tanpa memberi tahu kemana kepergiannya.

Lebih lanjut Nurifa menyatakan, baru mengetahui suaminya menjadi bagian dari Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso setelah melihat wajah suaminya dalam daftar pencarian orang yang di keluarkan oleh Markas Besar (Mabes) Polri. (Baca: Polisi Sita Berbagai Peralatan Tempur di Poso)

Nurifa menuturkan, suaminya merupakan sosok pendiam dalam keseharian. Ia menjelaskan, sebelum terlibat dalam jaringan teroris kelompok Santoso, suaminya biasa menghabiskan waktu untuk berkebun kakao di dekat kediamannya.

Sebelumnya, Bado tewas dalam kontak senjata dengan aparat Brigade Mobil (Brimob) Polda Sulawesi Tengan di wilayah Pegunungan Langka, Poso Pesisir Utara, Poso, Selasa (18/8) lalu. Kontak senjata tersebut terjadi setelah polisi menemukan kamp pelatihan dari jaringan teroris pimpinan Santoso. (Baca: Polisi dan Kelompok Sipil Bersenjata Baku Tembak di Poso)

Selain itu, Komandan Kompi Gegana Satuan Brimob Polda Sulteng Inspektur Satu Bryant T. Santoso gugur dalam oprasi penyergapan tersebut. Ia tewas setelah disergap oleh Kelompok Santoso yang lain saat sedang mengevakuasi jenazah Bado dari Pegunungan Langka, Poso Pesisir Utara, Rabu (19/8). (Baca: Polisi yang Tertembak Kelompok Sipil Bersenjata di Poso Tewas)

Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Idham Azis menyatakan duka mendalamnya atas gugurnya Inspektur Polisi Satu Bryant T. Tatontos, S.IK. Idham menyebutkan perwira pertama Polri itu mendapat kenaikan pangkat satu tingkat menjadi Ajun Komisaris Polisi Anumerta.

"Ia gugur dalam tugas dan sudah selayaknya mendapat kenaikan pangkat. Dan saya sudah perintahkan seluruh jajaran Kantor Kepolisian di wilayah hukum Polda Sulteng mengibarkan bendera setengah tiang," kata bekas Wakil Komandan Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri itu di Poso, Kamis (20/8). (panji/obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER