Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap terduga teroris berinisial SF yang diduga berperan sebagai pembuat bom Solo, kemarin malam. Berdasarkan informasi, SF berhasil dibekuk tim antiteror di sebuah daerah di Yogyakarta.
"Dia anggota kelompok Ibad yang berapa waktu lalu ditangkap di Solo. Dia yang buat bom," kata Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti lewat sambungan telepon, Rabu (26/8).
Sementara itu, Kepala Bagian Penerangan Umum Komisaris Besar Suharsono lebih lanjut mengatakan SF sehari-hari menyamar sebagai pedagang. "Profesi seperti itu, tapi di balik itu ada kegiatan lain. Itu berdasarkan pengembangan atas tindakan sebelumnya," kata Suharsono.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, dua pekan lalu, Densus menangkap tiga orang terduga teroris di Solo yang berencana hendak meledakkan kantor polisi, gereja dan kelenteng. Mereka adalah Ibadurahman, Yuskarman dan Giyanto.
Ketiga orang ini memiliki peran yang berbeda-beda. Ibadurhaman adalah penyandang dana dan otak serangan yang direncanakan pada 17 Agustus ini. Dia yang mengajak terduga teroris lain merencanakan aksi tersebut.
Yuskarman berperan sebagai pembuat bom rakitan. Dia yang merakit bom-bom yang kemarin ikut diamankan dalam penangkapan tersebut.
Sementara itu, Giyanto adalah operator lapangan yang menyiapkan semua sarana dan prasana perakhitan bom. Giyanto juga ikut menyimpan bom rakitan dan melakukan survei ke Polsek Pasarkliwon sebagai salah satu target yang akan diledakkan pada 17 Agustus nanti.
Catatan Giyanto tidak berhenti di situ. Dia juga disebut terlibat dalam kasus penembakan anggota Polri di Solo pada 2012.
Ketiga orang yang ditangkap kemarin ini disebut sebagai anggota jaringan Badri. Badri sendiri telah ditangkap polisi pada tahun 2012 lalu. Saat itu dia merekrut lima anak untuk dilatih merakit bom.
(sip)