Palu, CNN Indonesia -- Jenazah seorang terduga teroris jaringan Santoso, diambil pihak keluarga setelah hampir sepekan disemayamkan di kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Palu, Sulawesi Tengah. Jenazah dijemput oleh keluarga setelah hasil tes yang digunakan untuk mengetahui informasi genetika seseorang (DNA) menyatakan jenazah tersebut 90 persen adalah Bado alias Abu Urwah alias Osama.
Bado merupakan anggota jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT), salah satu kelompok sipil bersenjata yang terus diburu polisi karena menyebar aksi teror. Jenazah salah satu orang kepercayaan Santoso itu diambil langsung oleh sang istri, Nurifa, dan saudaranya dengan diampingi oleh Tim Pengacara Muslim (TPM). (Baca:
Istri Terduga Teroris Minta Polisi Serahkan Jenazah Suami)
Sebelum jenazah diambil, pihak Bado menandatangani surat penyerahan jenazah dari pihak Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Jenazah dibawa pulang untuk dikebumikan. Kami berterima kasih atas bantuan semua pihak,” tutur Ketua Tim Pengacara Muslim Sulteng Harun Nyak Itam Abu di Polda Sulteng, Palu, Sulteng, Senin malam (24/8).
Setelah diambil selanjutnya jenazah akan dimakamkan di kampung halamannya di di Dusun Uweralulu, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir Utara.
Bado adalah salah seorang dari beberapa orang kepercayaan Santoso yang selama ini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Mabes Polri. Bado, yang disebut-sebut sebagai penunjuk jalan kelompok Santoso selama dalam pelarian di pegunungan di wilayah Poso, tewas dalam kontak senjata dengan aparat Brimob di Pegunungan Langka, Poso Pesisir Utara, Selasa (18/8). (Baca:
Polisi dan Kelompok Sipil Bersenjata Baku Tembak di Poso)
Selain Bado, seorang anggota perwira polisi yakni AKP Bryan Theophani Tatontos juga ikut meregang nyawa. Kontak senjata yang mematikan itu terjadi setelah tim kepolisian dari Polda Sulteng menemukan kamp pelatihan militer kelompok Santoso di Pegunungan Langka. (Baca:
Polisi yang Tertembak Kelompok Sipil Bersenjata di Poso Tewas)
(obs)