'Maraton' Undang Pengusaha, Pemerintah Bantah Tengah Panik

Resty Armenia | CNN Indonesia
Kamis, 27 Agu 2015 20:19 WIB
"Intinya kami berkonsolidasi untuk menghadapi tekanan ekonomi global yang sangat tidak ramah," kata Mensesneg Pratikno.
Presiden RI Joko Widodo Memberikan Keterangan Pers Tentang Penunjukan Komjen Badrodin Haiti sebagai Kapolri, Istana Merdeka (18/02/2015). Presiden Jokowi didampingi Wakil presiden Jusuf Kalla dan Mensesneg Pratikno. (Setpres)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang belasan pengusaha ke Istana Kepresidenan Bogor dan Istana Kepresidenan Jakarta beberapa hari belakangan. Menteri Sekretaris Negara Pratikno membantah bahwa hal itu merupakan pertanda pemerintah tengah panik menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Pratikno menuturkan, Presiden secara 'maraton' terus bersinergi untuk memecah masalah ekonomi, mulai dari pertemuan langsung dengan anggota kabinet yang terkait dengan bidang ekonomi maupun lembaga dan pihak lain yang mendukungnya, seperti asosiasi, pengusaha, dan aparat hukum.

"Intinya kami berkonsolidasi untuk menghadapi tekanan ekonomi global yang sangat tidak ramah. Ini bukan tanggungjawab pemerintah, tapi bersama. Bahwa Bank Indonesia juga bekerja keras, kita konsolidasi untuk memecahkan permasalahan ekonomi," ujar Pratikno di Istana Negara, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (27/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menambahkan, seluruh pihak saat ini harus bekerjasama untuk menghadapi tantangan ekonomi yang terjadi, bukan hanya masyarakat kelas bawah tapi juga kelas atas.

"Ini bukan hanya tantangan bagi birokrat, pejabat, politisi, tapi juga tantangan pengusaha. Itulah yang sedang berusaha dilakukan oleh Presiden kita ini. Naik perahu yang sama, ya perahu ini sama-sama kita jaga," kata dia.

Pratikno menjelaskan, tantangan ekonomi kini nyata setelah terjadinya krisis di Yunani yang berpengaruh terhadap perekonomian negara-negara Eropa dan Amerika. Hal ini, tutur dia, diperparah dengan terjadinya devaluasi mata uang Yuan di China.

"Ada pergeseran peta ekonomi global yang nyata. Bekerja keras bersama-sama bahwa kita berada di kapal yang sama," ujar dia.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengundang para direktur utama perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusaahn swasta di Ruang Garuda, Istana Kepresidenan Bogor.

"Saya kira saya tidak ingin menjelaskan situasi ekonomi yang sekarang kita hadapi, tetapi dalam kondisi seperti ini memang kita harus punya tekad, punya bahasa yang satu, punya tindakan respons yang cepat sehingga problem-problem segera bisa kita atasi," ujar Jokowi dalam pidato pengantarnya.

Jokowi bercerita, tadi pagi ia mengumpulkan para gubernur, kepala kepolisian daerah, dan kepala kejaksaan tinggi untuk memberi pengarahan soal perlambatan ekonomi dan penyerapan anggaran.

"Intinya apa? Karena kita ini ada duit, kementerian ada duit, BUMN ada duit, daerah ada duit. Tinggal membelanjakan," kata dia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan, selama ini serapan anggaran masih kecil dan pertumbuhan ekonomi melambat karena adanya ketakutan pada para kepala daerah dalam membelanjakan anggaran untuk menjalankan programnya.

"Ketakutan ini jaminannya sekarang kami sampaikan, sehingga kami harapkan di semester kedua ini belanja betul-betul keluar, baik di APBN maupun APBD provinsi," ujar dia.

Para pimpinan yang hadir antara lain dari perusahaan; Indofood, Lippo, Gudang Garam, Perusahaan Gas Negara (PGN), re-capital, Corpindo, MNC Investama, Vale Indonesia, Astra Agro, Indo Tambang Raya, Kalbe Farma, Adaro Energy, United Tractors, Indocement Tunggal, Unilever, Astra, Garuda, Pertamina, Antam, Adhikarya, Bank Tabungan Negara (BTN), Wika, Pembangunan Perumahan (PP), Jasa Marga, dan Telkom Indonesia.

(hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER