Susi Buru Kapal RI yang 'Ditunggangi' Perusahaan Ikan China

Aghnia Adzkia | CNN Indonesia
Minggu, 30 Agu 2015 10:33 WIB
Emiten Tiongkok, Pingtan Marine Enterprise Ltd, diduga menjadi benalu perusahaan domestik dalam penangkapan ikan di kawasan Laut Arafura, Papua.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat memberikan keterangan terkait evaluasi dan tindak lanjut penanganan ABK kapal asing di Benjina oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan. Jakarta, Rabu, April 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti masih menginvestigasi kasus yang menjerat emiten asal China, Pingtan Marine Enterprise Ltd, yang diduga menjadi benalu perusahaan domestik dalam penangkapan ikan di kawasan Laut Arafura, Papua. Susi mendapatkan laporan, kapal Indonesia yang ditunggangi oleh Pingtan sebanyak 117 armada.

"Kami sedang investigasi, perusahaan yang mana (yang ditunggangi). Kalau tidak ada yang mengaku perusahaan sini dititipi, kami akan ambil tindakan," kata Susi di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, kemarin. (Lihat Juga: Izin Kapal yang Dicabut Susi Terkait dengan Perusahaan China)

Susi menjelaskan, pihaknya akan memanggil sejumlah perusahaan yang ditengarai tengah diboncengi oleh Pingtan. Susi menduga, ada indikasi kerja sama antara Pingtan dengan PT Dwikarya Reksa Abadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya, timnya akan menyamakan laporan perusahaan. Jika terdapat perselisihan, maka ada potensi terjadi tax fraud atau kecurangan pajak.

Susi juga berjanji akan melaporkan Pingtan ke bursa Nasdaq Amerika, tempatnya menjual saham. Pingtan Marine diduga terlibat dalam pencurian ikan pada level internasional. Dugaan berdasar pada laporan dari perusahaan lain yang mengalami penuruan laba secara signifikan di kawasan laut tersebut.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, hingga 30 Juni 2015, Pingtan memiliki 107 kapal trawler, 4 kapal tangkap longline, 2 kapal squid jigging dan 2 kapal drifter. Jumlah unit kapal tersebut membuat Pingtan menjadi perusahaan perikanan terbesar kedua di China.

Dari total 135 kapal yang dimiliki Pingtan, manajemen mengklaim 117 unit di antaranya telah memiliki lisensi dan izin untuk beroperasi di Laut Arafura, Indonesia. Namun, akibat moratorium yang diberlakukan KKP, kapal-kapal tersebut berhenti beroperasi.

Perusahaan pimpinan Xinrong Zhuo ini pun mengalami pelemahan nilai di pasar modal. Nilai saham perusahaan dengan kode PME tersebut telah meluncur 48,91 persen sejak awal tahun. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER