Sofyan Djalil Mengaku Telepon RJ Lino karena Empati

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Minggu, 30 Agu 2015 10:07 WIB
Menteri Bappenas Sofyan Djalil mengaku tidak tahu pembicaraannya dengan RJ Lino dibuka ke wartawan.
Direktur Utama PT Pelindo II R.J Lino. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Saat Kantor Pelindo II digeledah oleh Bareskrim Mabes Polri, Jumat (28/8) kemarin, Direktur Utama Pelindo II RJ Lino sempat mengeraskan volume telepon genggamnya. Percakapan di telepon itu kemudian terdengar oleh para wartawan.

Usai menerima telepon itu, Lino belum memberikan keterangan siapa yang meneleponnya. Kemudian baru pada malam harinya, ketika wartawan mengkonfirmasi lagi perihal telepon itu, Lino mengaku bahwa telepon itu berasal dari Menteri Bappenas, Sofyan Djalil.

Sofyan Djalil kepada awak media kemarin membenarkan bahwa dia menelepon RJ Lino saat Kantor Pelindo II digeledah. “Saya yang telepon Pak Lino, karena saya empati dan ingin tahu apa yang terjadi,” kata Sofyan Djalil memberikan alasan. (Baca juga: Saat Digeledah Polisi, RJ Lino Sempat Ditelepon Sofyan Djalil)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sofyan Djalil yang sebelumnya menjabat sebagai Menko Perekonomian ini juga membenarkan bahwa transkrip percakapan yang beredar adalah benar percakapan telepon dirinya dengan RJ Lino. “Benar itu transkrip telepon dengan saya,” lanjutnya.

Berkaitan dengan telepon dirinya kepada RJ Lino, Sofyan mengaku tidak tahu bahwa telepon dirinya itu kemudian dibuka kepada wartawan. Berkat RJ Lino mengeraskan volume telepon genggamnya, maka isi pembicaraan antara Sofyan Djalil dengan RJ Lino bisa diketahui para wartawan. “Cuma saya tidak tahu bahwa telepon saya dibuka kepada wartawan,” ujarnya.

Kepada Sofyan Djalil, Lino menjelaskan bahwa polisi mencari file dokumen terkait 10 crane yang tak berfungsi sehingga mempengaruhi proses dwell time alias bongkar muat di pelabuhan.

Lino mengaku menghormati tindakan polisi yang melakukan penggeledahan. Namun penggeledahan ini tak bisa dilakukan karena dia merasa belum pernah dimintai keterangan oleh polisi.

Namun pernyataan Lino yang menarik saat ditelepon Sofyan Djalil adalah dia menyatakan berhenti sebagai Direktur Utama Pelindo jika kasus ini tidak dijelaskan oleh Presiden Jokowi. Pernyataan itu disampaikan Lino sebanyak tiga kali dalam percakapan dengan Sofyan.

Berikut cuplikan perbincangan antara Sofyan Djalil dengan RJ Lino perihal itu. (Baca juga: Percakapan Telepon RJ Lino dan Sofyan Djalil Saat Digeledah)

Sofyan: Ditelepon Pak Tito? Pak Kapolda? (Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian-red).

RJ Lino: Enggak, tadi saya telepon Pak Luhut. Bukan Kapolda, Pak. Tadi dari Bareskrim Polri yang ke sini. Pak Sofyan ya, kalau Presiden tidak bisa clear hari ini, besok berhentilah.

Susah negeri ini seperti ini. Kita kayak dihukum media. Begitu datang, media begitu banyak. Saya seperti dibuat seperti kriminal. Come on Pak. I'm make this company so rich. Kok malah saya dihukum begini. Enggak fair Pak. Bapak tolong kasih tahu Presiden deh, kalau caranya seperti ini, saya berhenti.

Sofyan: Ibu Rini Sumarno (Menteri BUMN) gimana?

RJ Lino: Ibu Rini sudah telepon Kapolri. Ini contoh enggak baik untuk negeri ini. Kasih tahu Presiden, Pak, kalau caranya begini saya berhenti saja besok. Saya sama sekali disappointed. Saya sama sekali disappointed.

Sofyan: Dasarnya apa?

RJ Lino: Dasarnya katanya ada korupsi sama money laundering. Come on. Jadi Pak Sofyan tolong kasih tahu Presiden, kalau tidak clearkan hari ini, saya berhenti besok. Saya tidak mau kerja seperti ini. Negeri ini tidak bisa seperti ini.

(hel/hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER